Jumat, 11 Mei 2012

[Fan Fiction] "It's You, Just You" Chapter 8

Cast : Kim Na Young, Lee Sungmin, Cho Kyuhyun, Park Ji Hyeon, Park Eun Sa, Choi Ji Hye, Lee Donghae, Kim Ryeowook, Kim Yesung.

NA YOUNG’S POV
“m,mwo? Na Young-aah! Ya! gwaenchana? Kau kenapa? Jawab aku! Apa yang sakit? Bagian mana?” tanya nya panik tapi aku tak mampu menjawabnya.
“Bertahanlah! Aku akan membawamu ke ruang kesehatan!” Ia mengangkatku dan membawaku kesebuah tempat. Rasa sakit ini pun semakin menjadi..


KYUHYUN’S POV
                Kami tiba di ruang kesehatan. Kondisi Na Young benar-benar tak karuan. Keringat dingin bercucuran, mukanya pucat, dan napasnya terengah-engah. Aku benar-benar khawatir padanya. Sebenarnya apa yang terjadi padanya? Aku harap ia baik-baik saja dan bisa bertahan. Segera aku panggil dokter jaga dan ku minta untuk menanganinya. Kurebahkan Na Young diatas tempat tidur pasien. Kodisinya benar-benar lemas tak bertenaga.
“Kyuhyun-ssi, apa yang terjadi padanya?”
“saya tidak tau.. saya menemukannya dalam keadaan seperti ini. Tolong lakukan sesuatu dokter Kim.. kumohon, tolong lakukan sesuatu!”
“Jangan Panik Kyuhyun-ssi. Tenanglah! Na Young-ssi.. apa yang terjadi padamu? Katakan perlahan.. bagian mana yang sakit? Kau sulit bernapas?” dokter bertanya pada Na Young. Cukup lama waktu untuk membalas pertanyaan dengan kondisi Na Young yang seperti ini.

“Perutku... perih... Sakit.. Napasku..” jawab Na Young tertatih-tatih
“sepertinya ada masalah diperutnya. Kita harus segera membawanya ke rumah sakit agar ia mendapat tindakan lebih lanjut. Kau temani dia disini. Aku kan menghubungi guru kelasnya dan juga guru kelasmu. Kalian kelas apa?”
“saya kelas 2-5. Na Young kelas 2-2. Segera kembali dokter. Kumohon”
“baiklah. Jaga dia. Aku segera kembali”

Dokter Kim meninggalakan kami berdua di ruang kesehatan. Kujaga Na Young baik-baik. Ku usap keringatnya, ku genggam erat tangannya. Dia menggenggam sangat erat karena menahan rasa sakit yang luar biasa itu menggerogoti tubuhnya. Yang bisa ku lakukan hanyalah berdoa, semoga dia cepat membaik dan tidak terjadi hal buruk pada dirinya. Tuhan.. tolong sembuhkan ia.. aku tidak bisa melihatnya menderita seperti ini.
“Na Young-aah.. bertahanlah.. sebentar lagi kau akan dibawa kerumah sakit. Kau pasti baik-baik saja. Bertahanlah ku mohon” kata ku sambil menyentuh wajahnya seraya menghilangkan keringatnya.
“Kyuhyun-aah... sakit..” lirihnya..
“bertahanlah Na Young-aah... Kau pasti bisa melewati ini semua.” Pintaku. Ya Tuhan.. sembuhkan Na Young, aku tidak bisa melihat ini lebih lama.

                Tak lama kemudian dokter datang. Segera kami bergegas berangkat. Dokter Kim yang menyetir mobilku, karena jika menunggu taksi akan memakan waktu cukup lama. Kusandarkan Na Young di bahuku. Semakin lama ia semakin lemas. Kondisinya semakin lemah. Aku benar-benar tak tahan melihat semua ini. Dokter Kim melesat secepat kilat. Akupun sampai ngeri dibuatnya. Selamatkan kami ya Tuhan..

                Entah berapa lama lagi kami sampai dirumah sakit. Tangan Na Young yang sedaritadi masih menggenggam tanganku erat, tiba-tiba melonggar.
“Yaa, Na Young-aah! Gwaenchana? Ya! Kim Na Young!” Teriakku panik. Ia mulai kehilangan kesadarannya.
“Dokter! Sepertinya Na Young kehilangan kesadarannya. Ottokhajyo?” tanyaku panik.
“Mwo? Bertahanlah, sebentar lagi kita sampai.” Dokter menaikkan kecepatannya. Hingga akhirnya kita sampai di Rumah Sakit.

                Na Young langsung dibawa ke UGD. Aku tidak bisa ikut masuk karena dokter UGD dan juga dokter Kim akan memulai pemeriksaan. Aku hanya bisa menunggu diluar dan menghubungi keluarganya. Aku sendirian menunggu diluar. Pikiranku kalut. Aku takut terjadi sesuatu dengan Na Young. Bagaimana kalau kondisinya kritis? Bagaimana kalau hal buruk terjadi padanya? Andwae! Jebal Andwae! Ya Tuhan.. Tolong selamatkan dia. Jangan sampai sesuatu yang buruk terjadi padanya. Kumohon.. Ku mohon Ya Tuhan selamatkan Na Young..

                Sudah sekitar satu jam aku menunggu. Namun tim dokter tak kunjung keluar. Orangtua Na Young dan Yesung oppa baru bisa kesini besok pagi. Teman-teman yang lain jelas masih sekolah. Aku disini sendiri cemas tak karuan. Kenapa dokter lama sekali? Apa yang terjadi sebenarnya? Dia baik-baik saja kan? Tidak parah kan? Aaaiisshhh!
“Ckreeeek~”
“Kyuhyun-ssi..”
“Ah! Dokter! Bagaimana Na Young? Dia... Baik-baik saja kan? Apa yang terjadi padanya? Tidak parahkan?”
“Tenang Kyuhyun-ssi.. Na Young baik-baik saja sekarang. Sedang dalam perawatan. Ia kekurangan cairan, asam lambung meninggi karena terlalu banyak pikiran, maag nya kambuh, yaahh begitulah infeksi lambung. Tapi kami sudah berusaha untuk menanganinya. Dia sudah membaik sekarang. Tapi butuh dirawat beberapa hari di rumah sakit untuk memulihkan cairan tubuhnya. Sebentar lagi dia akan dipindahkan keruang rawat.”
“hhhh.. Syukurlah..”
“Kau sudah menghubungi keluarganya?”
“ne.. tapi mereka baru bisa datang besok pagi karena mereka sedang ada diluar kota. Orang rumah dan teman-teman yang lain juga sudah saya hubungi”
“Baguslah kalau begitu.”
“Dokter, bolehkah saya melihat Na Young?”
“Geurae.. Silahkan, tapi jangan terlalu banyak bicara. Dia masi lemah dan perutnya masi nyeri sedikit.”
“ne.. Kamsahamnida dokter”
“Ne.. saya pergi dulu. Silahkan masuk”

                Pembicaraan kami berakhir disitu. Aku langsung masuk ke ruang UGD. Di sini terdapat banyak sekali peralatan-peralatan medis. Terdapat pula pasien-pasien yang tergolek lemah di balik bilik-bilik yang ada diruangan itu. Dan diatara bilik-bilik itu, tergoleklah Kim Na Young dengan selang infus ditangannya, dan selang oksigen membantunya bernapas. Perlahan ku hampiri dia. Matanya tertutup, wajahnya pucat. Terlihat sekali bahwa badannya sangat lemah.
“Na Young-aah...” Bisikku. Perlahan, Na Young membuka matanya.
“Kyuhyun-aah..” jawabnya lirih setelah iya membuka matanya perlahan. Seketika itu, ku genggam perlahan tangannya.
“Gwaenchana?” tanyaku. Ia menganggukkan kepalanya.
“Appo?” tanyaku lagi
“ani.. Sudah berkurang sakitnya..” jawabnya lirih.
“Syukurlah kau sudah tidak apa-apa.. aku sangat khawatir..” kataku sambil membelai kepalanya.
“Kyuhyun-aah..”
“ne?”
“Mianhae~” katanya dan airmatanya mengalir tiba-tiba.
“eh? Wae? Kenapa minta maaf? Kenapa menangis? Uljima Na Young.. Uljima” Aku langsung mengahapus airmatanya yang mengalir itu.
“Mianhae Kyuhyun-aah. Maaf sudah membuatmu khawatir..”
“Gwaenchana.. yang penting kau harus sembuh sekarang. Arachi?”
“Ne..” Jawabnya sambil menangis.
“aaa.. uljima Na Young-aah~”

“Permisi, Na Young-ssi harus segera dipindahkan ke ruang rawat. Mari ikuti saya.” Kata suster yang tiba-tiba memutus pembicaraan kami.
“ah, ye.. silahkan..”

Aku mengikuti mereka pergi, dan sampailah kami di kamar di mana Na Young akan dirawat. Na Young ditidurkan di tempat tidur pasien. Aku hanya bisa melihat dari sini.
“Na Young-ssi baru saja diberi obat. Biarkan ia tidur sejenak. Anda bisa menunggu diluar sementara waktu. Silahkan kabari kerabat dan keluarganya.”
“Ne, kamsahamnida”

                Suster pergi dan aku keluar dari kamar. Aku duduk di Kursi tunggu di luar kamar. Apa yang harus aku lakukan? Hanya bisa menunggu dan berdoa. Dia terlalu banyak pikiran? Pikiran apa? Mungkin kah? Dia menjadi seperti ini semenjak dia menangis di sekolah beberapa hari yang lalu. Mungkin kah ia masih memikirkan kejadian itu? Aaissh! Lee Sungmin! Kau benar-benar sudah membuat Na Young menderita. Tak akan ku ampuni! Ingin kuhajar muka Sungmin itu!

                Hhh.. Badanku lelah. Ku istirahatkan sejenak pikiran dan badanku. Yang penting, Na Young sudah membaik. Ku pejamkan perlahan mataku. Tapi sial, sudah 2 jam aku seperti ini, namun aku tak kunjung bisa tidur. Begitu banyak hal yang membuatku cemas dan tak tenang. Aiisshh! Ottokhaji? Aaaahhhhhrrgg!!
“Ya! Kyuhyun-aah!”

                Hmm?? Terdengar suara dari kejauhan. Ku cari asal suara itu. Dan ternyata berasal dari Eun Sa dan teman-teman Na Young. Dan diatara teman-teman Na Young ada seorang yang paling membuatku muak. Melihat wajahnya membuatku naik darah. Aku gelap mata. Segera aku bangkit dari dudukku, berjalan ke arah Sungmin, dan...
“neol!” BRUAAAK!!! Spontan aku menghajar mukanya.
“Braaak!!” Suara Sungmin yang jatuh menyenggol kursi tunggu lain.
“Kyuhyun-aah!!” Teriak Dong Hae, Ji Hye, Ryeowook, dan Eun Sa.
“Yaa! Mengapa kau menghajarku? Kurang ajar!”
“BRUAAAKKK!!” “BRAAAK!!” Sungmin bangkit, membalas pukulanku dan sukses meninggalkan bekas luka di sudut bibirku.

“Neol Michigesseo! Kena angin apa kau tiba-tiba memukul?” Teriak Sungmin yang saat itu di pegangi oleh Ryeowook dan Eun Sa.
“Kau yang GILAA!! Kau yang menyebabkan ini semua terjadi!” Teriakku yang sedang dipegangi oleh Dong Hae dan Ji Hye. Aku berusaha melepaskan diri dari mereka dan menuju ke arah Sungmin untuk memukulnya.
“Yaa! Kyuhyun-aah! Hajima! Ini rumah sakit. YAA!!” teriak Dong hae saat berusaha menahanku, tapi aku tetap melawaanya. Sontak, Ryeowook dan Eun Sa melepaskan Sungmin, berusaha untuk menghindar dan menghalangiku.
“Kyuhyun-aah andwae!!” Teriak Ryeowook.
“KAU YANG MENYEBABKAN NA YOUNG MENJADI BEGINII!!” Teriakku dan langsung memukul Sungmin lebih keras dari yang tadi.
“BRRUAAAAK!!”

“Kyuhyun-aah hajima, jebal..” Pinta Ji Hye, namun tak kuindahkan.
Sungmin terluntai di lantai. Senyum sinis terpasang dibibirku.
“Nan?? Aku menyebabkan Na Young jadi begini? Naega wae? Apa maksutmu??”
“Mwo? Neonjeongmal mollaseo? Tsk, NEONJEONGMAL BABOYA!!”

“BRUAAAAK!!” Gelap mata aku menghajar Sungmin untuk kesekian kalinya. Cukup keras namun kali ini Sungmin tetap bertahan.
“ATAS DASAR APA KAU MENYALAHKAN KU HAAAH??”
“BRUUAAAKK!! BRAAAK!! DUAAAK!!” aku yang sudah kehilangan akal dan tenaga ini dihajar Sungmin berkali-kali
“Sungmin-aah Kyuhyun-aah hajimaa!! Ini rumah sakit!! Apa kalian tidak sadar? Kalian akan mengganggu pasien yang lain!” Teriak Dong hae.

                Mereka bersusah payah melerai kami yang berkelahi tak karuan ini. Luka demi luka mulai membekas di wajah kami. Ya aku sudah kehilangan akal sehingga menghajar Sungmin. Aku muak melihatnya. Untuk apa dia bersimpati dan datang untuk menjenguk Na Young? Apakah dia peduli pada Na Young melebihi peduliku? Apakah dia bisa memahami perasaan Na Young melebihiku? Urusi saja urusanmu dan jangan membuat Na Young menderita lebih dari ini. Muak aku melihatnya.
               
                Beberapa saat kemudian Dong Hae, Ryeowook, Eun Sa dan Ji Hye berhasil melerai kami dan memisahkan kami dalam jarak yang cukup jauh.
“Sungmin-aah, terimakasih kau mau datang untuk menjenguk Na Young. Tapi bisakah kau pulang sekarang? Ku mohon..” Pinta Eun Sa.
“Mwo? Nan? Kenapa harus aku yang pulang? Seharusnya dia yang pulang!” balas Sungmin sambil menunjukku.
“Sungmin-aah! Lihatlah kondisi yang ada! Tidak bisakah kau memahaminya? Ku mohon pulanglah. Kau bisa kesini lain waktu.” Tambah Ji Hye.
“tak kan kubiarkan kau menginjakkan kaki disini!!” Potongku.
“MWORAGO?”
“Sungmin! Ppaliwa! Ku mohon pulanglah! Jebal!” Tambah Ji Hye.
“Geurae... Aku pulang!!” Sungmin menjauh.
“Mianhae Sungmin-aah.. Jeongmal Mianhae...” Lirih Eun Sa.

                Dong Hae dan Ryeowook membopongku dan mendudukkan ku di kursi. Aku merintih kesakitan sambil mengusap darah yang keluar dari beberapa lukaku.
“Yaaa!! Neol michigesseo? Ada apa denganmu? Apa yang membuatmu menjadi seperti ini?” marah Dong Hae padaku. Aku hanya diam tak bisa menjawab karena aku sendiri juga tidak paham dengan apa yang aku lakukan barusan.
“Kyuhyun-aah.. kau terluka.. cepat bersihkan lukamu dan tutup dengan penutup luka ini.” Kata Eun Sa seraya memberikan beberapa penutup luka padaku.
“Eo. Gomawo...”
“Kami kedalam dulu mau melihat Na Young. Kau tunggu disini dulu. Bersihkan lukamu..” Kata Ryeowook.
“Eo.. Mian membuat kekacauan ini..”
“Gwaenchana.. kkaja kita masuk” Ajak Ryeowook. Mereka masuk ke kamar Na Young. Sedangkan aku aku diluar, meratapi apa yang baru saja ku lakukan..

                Aiiisshh.. cukup keras juga Sungmin memukul ku. Luka ini terasa ngilu, tapi jika dibandingkan penderitaan Na Young luka ini tidak ada artinya. Luka-luka ini perlahan kubersihkan. Ingin ku tutup dengan penutup luka yang diberikan Eun Sa padaku, tapi ku urungkan niatku karena penutup luka ini mempunyai corak yang aneh -___-
“Krieeett” Suara pintu kamar terbuka, dan keluarlah Ryeowook beserta Dong Hae dari kamar Na Young.
“Gwaenchana?” Tanya Dong Hae.
“Ne.. Nan Gwaenchana”
“Naega Arasseo mengapa kau melakukan perbuatan barusan karena kau merasa marah dengan apa yang Sungmin lakukan pada Na Young. Aku tau kau sangat menyayangi Na Young. Tapi jangan sampai melukai dirimu sendiri. Na Young juga pasti akan sedih melihatmu yang seperti ini.” Cerita Ryeowook.
“Benar! Kalau kau menyayangi Na Young, kau juga jangan membuatnya sedih dengan luka-luka ini. Kau harus bisa bersabar dan menguatkan Na Young. Kendalikan dirimu, jangan sampai kalap seperti tadi.” Tambah Dong Hae. Chamkaman!! Mengapa Dong Hae bisa tau tentang perasaaku ke Na Young? Bukankah Hanya Ryeowook yang tau?
“Cha, Chamkaman! Ige Mwoya?” tanya ku pada Ryeowook.
“Mianhae Kyuhyun-aah... aku tidak bisa menyimpan rahasia ini sendiri. Jadi aku memberitau yang lain agar kita bisa memahami satu dengan yang lain.” Jelas Ryeowook.
“Geundae.. Na Young-aah...”
“Dia tidak tahu tentang ini. Sebisa mungkin kami tetap menyembunyikan perasaanmu terhadapnya sampai kau sendiri yang cerita padanya. Mian membuatmu kaget.” Tambah Dong Hae.
“Eo.. Ara.. gomawo sudah mau menyembunyikannya..”
“Kyuhyun-aah.. kau sudah tau perasaan Na Young sebenarnya kan?” Tanya Ryeowook.
“Ara... Tapi aku akan tetap melakukan apapun yang bisa kulakukan asal dia bisa tersenyum kembali. Meskipun hal itu akan menyakitkan perasaanku sendiri. Itu tidak masalah. Asalkan dia bisa bahagia..”
“Tidak ku sangka rasa sayangmu padanya begitu besar. Kau harus kuat dan sabar” tambah Dong Hae
“hahahaha pastinya..”

“krieeett..” Suara pintu kamar Na Young terbuka lagi.
“oh, kalian sudah selesai?” tanyaku pada Eun Sa dan Ji Hye.
“ne.. kami pulang dulu. Sudah hampir malam. Na Young harus istirahat lagi. Kau juga! Jangan terlalu stress memikirkan hal-hal yang lain.” Kata Ji Hye
“Ne..”
“Kami pulang dulu ya.. titip Na Young. Kalau terjadi sesuatu, tolong segera kabari kami dan keluarganya.” Pamit Eun Sa.
“Ne pastinya. Keluarganya akan datang besok.. Kalian tenang saja. Hati-hati di jalan. Mian membuat kalian panik.”
“Gwaenchana.. annyeong!” pamit Ryeowook.
“Annyeong” Mereka pun pergi dan perlahan lenyap dari hadapanku. Jujur aku merasa bersalah kepada mereka..

                Sepeninggalan mereka, aku tidak langsung masuk menemani Na Young. Aku mengompres beberapa luka ku dengan es yang ku dapat dari suster, dan mengobatinya. Sial~ luka-luka ini tidak bisa hilang sekaligus. Bekasnya masih terlihat jelas. Ku tutupi dengan penutup luka ini pun percuma, bahkan kentara sekali kalau aku terluka dan Na Young pasti langsung sadar kalau aku terluka. Yah tapi paling tidak darah-darahnya sudah hilang lah.

                Aku kembali ke kamar Na Young setelah mengobati luka-luka ini di toilet. Dan saat di depan kamar Na Young, Bibi Hong sudah ada di depan kamarnya sambil membawa tas besar yang sepertinya berisi barang-barang Na Young yang ku pesan untuk di bawa tadi.
“Bibi Hong! Masuk saja. Itu benar kamar Na Young.”
“Ah tuan.. iya bagaimana keadaan Nona Na Young”
“Sudah membaik. Dia kekurangan cairan, kadar asam lambung tinggi. Yaah.. Infeksi lambung. Tapi sekarang sudah tidak apa-apa kok bibi tidak usah khawatir..”
“aaaahh syukurlaah.. tuan, nyonya dan tuan muda akan datang besok, jadi saya juga akan membantu menjaga nona Na Young.”
“Iya silahkan... mari masuk bi.. sudah malam. Sekarang pasti waktunya Na Young makan malam dan minum obat.”
“Ne~”

                Kami masuk ke kamar tempat Na Young di rawat. Ternyata di dalam sedang ada suster yang memeriksa Na Young. Ia melepas selang oksigen dari tubuh Na Young. Wajah Na Young terlihat lebih segar sekarang.
“Kondisi Na Young sudah membaik. Sekarang aktunya dia untuk makan. Nanti jika sudah selesai makan, saya akan kembali untuk menginjeksikan obat. Selamat beristirahat..”
“ne.. kamsahamnida suster..” Suster pun meninggalkan kami dan aku segera menghampiri Na Young sedang bibin Hong sedari awal masuk tadi menata barang-barang yang sudah dibawanya.
“Gwaenchana?” Tanya ku pada Na Young.
“Ne.. sudah tidak sakit lagi..”
“Kau ingin makan sekarang?”
“Ne..”
                Aku mengambil makanan yang disiapkan pihak rumah sakit. Menyedihkan melihat bahwa ia hanya bisa makan bubur dan beberapa lauk khusus untuk pasien. Ia tidak bisa makan sembarangan karena bisa-bisa perutnya akan sakit lagi.
“aaaa...” Na Young membuka mulutnya dan makanan yang kuberikan sukses masuk ke dalam tubuhnya.
“Bibi keluar dulu yaa.. tidak enak mengganggu kalian berdua. Selamat menikmati.” Canda bibi Hong.
“Aahh. Bibi bisa saja” celetuk Na Young. Bibi Hong keluar menginnggalkan kami.

“bibi Hong itu ada-ada saja. Hahaha” Kataku
“tapi tanpa bibi hong tidak akan ada yang membuat kita tertawa. Memang sudah hobinya untuk melucu.”
“ahahaha benar. Ayo lanjutkan makan lagi”

                Setelah beberapa suapan, saat aku menyiapkan untuk suapan berikutnya, tiba-tiba tangan  Na Young menyentuh luka yang ada di sudut bibirku.
“aaaa!” sontak aku sedikit berteriak
“kau, terluka?”
“a.. ee yee.. tadi.. aku.. eee.. habis jatuh dari tangga dan kamar mandi karena kebelet buang air. Hahahah bodoh sekali ya aku? Hahahah” tawaku memaksa sekali.. tapi aku bisa merasakan kalau Na Young merasa tidak puas dengan jawabanku.
“Geotjimal!” jawabnya.
“eh? Aniya.. Siapa yang bohong? Ada-ada saja kau ini.”
“Naega arasseo.. kau... berkelahi dengan Sungmin kan? Eun Sa dan yang lain yang memberitahuku karena aku mendengar sedikit suara ribut diluar”

Aku terdiam mendengar pernyataannya ini. Yah aku sudah tidak bisa bersembunyi darinya lagi. Ku taruh sendok berisi makanan yang tadinya mau ku berikan pada Na Young dan meletakkan piring pada meja kecil disebelah tempat tidur pasien. Aku bangkit dan membalikkan badanku. Aku tidak berani untuk melihat Na Young. Ia pasti akan memarahiku sudah melakukan hal yang tidak penting seperti ini apa lagi sampai menghajar Sungmin. Ia pasti tidak terima. Aku tahu itu.
“Kyuhyun-aah.. mengapa kau melakukan hal itu?”
“wae? Kau tidak terima aku menghajar Sungmin?”
“Ani. Bukan..”
“Aku muak jika mengingat perbuatannya selama ini padamu. Sangat muak hingga aku ingin menghajarnya hanya dengan melihat tampangnya saja. Aku gelap mata. Aku sudah tidak bisa menahan kemarahan ini. Aku hanya ingin membuatnya sadar dengan apa yang ia perbuat selama ini. Dia membuat menderita. Membuatmu jadi seperti ini. Tapi apa yang aku dapat? Dia tidak sadar juga. Hal itu membuatku emosi dan akhirnya aku menghajarnya lagi dan lagi meskipun akhirnya dia juga yang menghabisiku. Tsk.. lucu sekali ceritaku ini ya? Konyol!”
“Kyuhyun-aah”
“Kau mau marah? Silahkan. Aku terima semuanya..”
“Ani, bukan itu maksutku. Aku hanya tidak ingin kau terluka karena aku...” kata Na Young dengan suaranya yang mulai bergetar. Mataku terbelalak mendengarnya

                Perlahan ia memegang tanganku dengan tangan lembutnya. Situasi ini membuat hatiku serasa diiris oleh sebuah pisau tajam. Betapa konyolnya perbuatanku tadi, dan hal ini hanya membuat Na Young menangis.
“Hajima... jangan lakukan perbuatan itu lagi. Aku tau kau marah. Aku tau kau juga tidak terima. Aku tau kau ingin membuatnya sadar. Tapi tidak begini caranya. Kau tidak harus terluka karena ini. Aku tidak mau melihatmu terluka seperti ini.. Apa guna kalau dia sadar tapi kau malah mendapat luka seperti ini? Sama saja, aku akan tetap bersedih. Kumohon.. jangan lukai dirimu sendiri. Jangan buat dirimu menderita karena aku.. Dengan kau berada di sisiku saat kau bersedih maupun senang seperti biasanya, itu sudah membuatku lupa akan hal-hal yang menyakitiku. Kumohon..” suara isak tangis Na Young mulai terdengar.

                Aku membalik badanku ke arahnya. Yang kulihat dari mataku adalah, Kim Na Young yang menangis sambil memegang tangan dan menatapku. Aku sangat merasa bersalah padanya..
“Berjanjilah Kyuhyun-aah.. jangan lukai dirimu sendiri. Aku bukannya membela Sungmin.. Aku hanya tidak ingin kau terluka..” tangisannya semakin deras.
“ne... Mianhae Na Young-aah.. Jeongmal mianhae..” kataku sambil perlahan memeluknya yang menangis itu. Betapa bodohnya aku. Perbuatanku hanya membuatnya makin terluka. 

                Mianhae Na Young-aah.. sebisa mungkin aku tidak akan mengulangi perbuatan itu lagi. Semoga saja..


*TO BE CONTINUED*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar