Finally menghasilkan FF juga liburan ini. Mian belum bisa ngelanjutin yang "It's You, Just You" T^T. coming soon yaa~ FF ini atas permintaan pacarnya Tao, Depo. Mian kalo datar T^T *sobs*. Cerita ngaco ga masuk akal ~___~. Bakal ku buat twoshoots *semoga* So just wait for the next chapter. sebelum puasaan okeh? Happy reading readers. Don't like, don't read *preeeeet* hahahaha annyeong \(^o^)/
*flash back*
HWANG MIN YOUNG’s POV
KELAS 2 SD. Qingdao, China
“Min Young-aah, kau tidak apa-apa?” tanya seorang anak berparas imut berbibir mungil itu kepadaku yang mencoba mengambil udara selancar mungkin.
“Tidak apa-apa Tao.. aku hanya sesak napas biasa kok. Sebentar lagi juga sembuh. Kan baru saja aku pakai obatnya” Jawabku.
“huhuhuu... maaf yaa Min Young-aah. Lain kali aku akan lebih menjagamu lagi dari anak-anak nakal itu. Tidak akan aku biarkan kau diisengi oleh mereka lagi dan membuatmu sulit bernapas lagi”
“hahahaha jangan minta maaf Tao. Ini bukan salahmu. Terima kasih sudah mau menjagaku. Tapi sebelumnya hentikan dulu tangisanmu.. Bagaimana kau mau menjagaku kalau kamu menangis begitu? Hahaha ayo berhenti. Aku sudah tidak apa-apa kok. Kita lanjutkan main lagi yaa?” balasku sambil menghapus air matanya.
“iyaa.. aku akan berhenti menangis. Aku pasti akan melindungimu dan menjagamu Min Young-aah.. Aku berjanji!”
“Iya.. terima kasih Tao. Ku terima janjimu. Ayo kita main lagi!”
“Iya!” katanya dengan ceria sambil menggandeng erat tanganku.
SAAT AKAN NAIK KELAS 1 SMP
“Tao, terima kasih ya sudah bersamaku selama ini. Terima aksih untuk segala kebaikanmu. Aku pasti akan selalu mengingatmu meskipun kita jauh. Hehehe..”
“Kapan kau akan kembali dari Korea? Jangan-jangan kau tidak akan pernah kembali”
“aku sendiri juga tidak tau Tao, yang jelas kalau aku akan kembali ke Qingdao, aku pasti akan menghubungimu. Dan aku akan tetap mengingat janjimu padaku waktu itu. Suatu saat pasti aku tagih. Hahaha”
“jangan lupakan aku ya.. aku akan selalu menunggumu sampai kapanpun . meskipun kau mungkin akan lupa padaku, aku pasti akan membuatmu ingat lagi. Janjiku padamu akan tetap ku ingat. Aku akan rajin latihan wushu agar kemampuanku makin hebat!”
“tenang saja Tao, aku tidak mungkin lupa”
“Min Young-aah.. kau sudah selesai? Ayo kita berangkat!” ajak eomma ku.
“Ne eomma! Tao aku berangkat dulu yaa.. sampain ketemu lain waktu! Jadilah kuat Tao!” kataku yang berlalu menuju eomma ku dan melambaikan tangan pada Tao.
“Hwang Min Young, Tunggu!”
“ya?” Aku berbalik dan menuju Tao kembali. Lalu, ia mengalungkan sesuatu di leherku. Sebuah kalung dengan bandul sebuah cincin.
“Tao? Ini kan cincinmu?”
“Tidak apa-apa... buatmu saja Min Young. Sebagai jimat dan pengingat untukmu” katanya sambil tersenyum lebar.
“waa.. terimakasih Tao”
“Yaap...Sampai jumpa Min Young-aah!!” teriaknya mengiringiku pergi dari sisinya.
*Flasback End*
*NOW*
HWANG MIN YOUNG’s POV
Tak terasa sekarang sudah sekitar 6 tahun aku pindah ke Korea Selatan lebih tepatnya di Seoul. Aku belum sempat kembali ke Qingdao,China. Dan lebih parahnya lagi aku kehilangan kontak dengan teman kesayangannku yang berada di Qingdao, Tao. Sebenarnya aku masih ingat samar-samar alamat maupun nomor HP Tao. Namun saat ku coba untuk menguhubunginya, tak kunjung ada jawaban dari Tao. Frustasi, akupun pasrah dengan semua ini.
Sore itu, aku baru saja pulang sekolah. aku melewati jalan yang tidak biasanya ia lewati dan ternyata ehem agak sepi. Yah hitung-hitung ganti suasanalah, pikirnku. Tapi ternyata, sesuatu sedang menunggunku di sana.
“wah ternyata jauh juga lewat sini. Aku jadi tidak bisa segera sampai rumah” aku merutuki dalam hati.
Tak berapa lama berjalan, aku menemui segerumbulan namja berwujud “sangar” dan mencurigakan. Aku hanya bisa berdoa dan memohon agar dilindungi dan juga agar namja-namja sangar itu tidak menyerangnya. Bukanya beranggapan negatif, tetapi siapa sih yang tidak ketakutan melihat segerombolan namja sangar yang sedang menongkrong di pinggir jalan yang baru pertama ku lewati? Tetapi ternyata, cerita berkata lain.
“Annyeong jagiyah?? Lama tidak melihatmu lewat sini..” kata seorang namja. Mwo? Sudah lama? Aku saja baru pertama kali lewat sini. Orang sarap, batinku. Bau soju sedikit tercium disini.
“Saya tidak punya urusan dengan anda. Jadi tolong anda persilahkan saya untuk pergi. Lagipula saya tidak mengenal anda!” jawabku dengan nada cool dan datar.
“Aigoo sombong sekali kau.. oh, ayolaah.. kita bermain-main sebentar, ne? Kau sudah pulang sekolah kan? Tidak ada tugas kan? Ayo kita main sama-sama!” ajak namja yang lain.
“Maaf saya harus pergi!”
“heeh! Tunggu dulu doong!” tarik seorang namja saat aku mulai beranjak dari kepungan mereka. Tarikannya membuat tas yang ku bawa pun jatuh.
DEG! Siaal! Jangan kambuh disini kumbohon~
“oh ayolah kita main-main dulu jangan buru-buru oke?” saut namja yang satunya sambi memegang erat lenganku.
Aku mencoba untuk melepaskan cengkramannya namun tenagaku tak sanggup menandinginya. Dan yang lebih sialnya lagi adalah, penyakitku sepertinya akan kambuh. Bagaimanapun juga aku harus melepaskan diri dari mereka.
“LEPASKAN AKU! To~” GREP! Tangan seorang menutup mulut ku erat. Gawat! Apa yang harus aku lakukan?? Napasku~
“AISSH jinjja!! Berisik sekali kau jadi orang!” teriak namja lainnya. Aku teru meronta dan meronta. Mencoba melepaskan diri. Namun mereka semakin menguat dan semakin mendekat padaku. Ya Tuhan aku tidak bisa teriak, tidak ada orang lewat pula. Dan penyakitku~ Ya Tuhan tolong hambamu ini..
BRAAAKKK!! DUAAAAK!! BUUUK!! GRATAAAKK!!
Tiba-tiba saja, namja yang mengepungku berjatuhan dan menjauh. Kekanganku lepas. Kakiku lemas. Aku terlalu lemas. Ada seseorang yang menghajar mereka?
“yaaa!!! Neon nuguya?!” namja tersungkur itu mencoba melawan. Namun sesosok namja tinggi berambut hitam menggunakan seragam sekolah tidak memberinya kesempatan untuk melawan.
BRUAAK! DUUKK! DUAAAk!! DAAAK! Namja itu menghajar habis-habisan segerombolan namja-namja sangar itu. Satu persatu mereka mulai tumbang dan aku hanya bisa mmelihat kejadian ini dari samping tak berani mendekat sambil terus mengatur napasku yang sedikit sesak dan memegangi dadaku yang terasa sedikit sakit. Saat semua namja sangar itu dipastikan tidak bisa melawan lagi, namja tinggi itu memperlihatkan tatapan tajamnya pada matanya yang bulat dan hitam itu.
“Jika kau berani macam-macam lagi padanya atau pada siapapun, akan ku laporkan kalian ke kantor polisi” katanya tegas sambil menunjukkan ponsel yang ia ambil dari sakunya. Namja-namja sangar itu sepertinya ketakutan, mencoba bangkit dan akhirnya mereka pun kabur. Namja tinggi itu terlihat puas. Ia pun segera berbalik dan berjalan menuju ke arahku. Ya Tuhan namja apa lagi ini? Apa yang ia akan lakukan padaku?
“ya, neon gwaenchana?” katanya padaku dengan dihiasi senyum tipis dan puppy eyes?
“eoh~”
AUTHOR’s POV
“Aigoo barang-barangmu berantakan semua. Aku bantu bereskan ya?” kata namja itu dan seraya bangkit untuk membantu membereskan barang-barang milik Min Young. Min Young hanya bisa bengong melihat kelakukan namja ini. Sok baik atau memang baik, pikirnya sambil ikut membereskan barang-barangnya. Di tengah-tengah membereskan barang, namja tinggi itu menemukan sebuah dompet seorang yeoja yang tak lain dan tak bukan adalah milik Min Young. Ia celingukan, memastikan yeoja yang ditolongnya itu tidak melihat perbuatannya ini. Bukan bermaksut untuk mencuri, tapi ia hanya ingin mengetahui identitas perempuan yang ditolongnya itu. Ia pun membuka dompet itu dan tercengang. Bukan karena ia melihat uang yang dimiliki Min Young hanya sedikit atau banyak tidak karuan. Bukan juga karena ia menemukan foto yadong disana. Melainkan ia menemukan sebuah kartu pelajar yang tertera di dompet itu. Dibacanya secara perlahan membuat jantungnya serasa mau copot. Ia bahkan tidak percaya dengan apa yang ia temukan.
“Sekolah di Seoul Cyber High School. Namanya Hwang Min Young. Lahir di Qingdao, China 23 Oktober 1993? Qingdao? Hwang Min Young?” bacanya berlahan dan terpatah-patah.
“Hwang Min Young?... Qingdao?...” bisiknya sambil terlihat seperti memikirkan sesuatu.
“Hwang Min Young!” teriaknya.
HWANG MIN YOUNG’s POV
“Hwang Min Young!!” teriak namja yang sedang membantu membereskan barangku. Tunggu, darimana ia tau namaku? Aku menoleh kearahnya dan saat itu juga aku melihatnya berlari ke arahku. Badanku terlanjur kaku tidak bisa bergerak. Berhentilah ia dihadapankanku. Matanya membulat lebih besar lagi saat melihat kalung berliontin cincin yang sedang ku pakai. Tak lama setelah itu, ia pun memelukku dengan sangat erat. Ya Tuhan.. apa lagi ini?
“yaaa!! Neon! Mwohaneunggoya?? Yaak?!” kataku sambil terus mencoba untuk melepaskan pelukannya.
“Akhirnya aku menemukanmu~” lirihnya.
“Mworago? Ya! Neon nuguya? Lepaskan aku! Neon micheoseo?!” teriakku.
“M,mwo? Kau tidak mengenalku? Jinjja??”
“ne! Neon nuguya? Orang aneh tiba-tiba tau namaku dan memelukku sembarangan!” marahku padanya
“Kau tidak mengenalku? Aku Tao! Huang Zi Tao! Kau Hwang Min Young kan? Aku temanmu saat masi kecil! Saat kita masih tinggal di Qingdao, kau ingat? Kau lahir dan besar sampai kelas 6 sd di Qingdao!” jelasnya dengan berapi-api.
Apa katanya tadi? Tao? Huang Zi Tao? Temanku sejak kecil di Qingdao? Ya memang benar aku pernah tinggal disana. Ku coba mengingat-ingat untuk beberapa saat. Aku mulai mengingat sesuatu sesaat setelah aku menatap kalung berliontinkan cincin yang sedang kupakai itu. Tao? TAO!
“Tao?? Kau Huang Zi Tao? Temanku saat aku di Qingdao? yang rumah kita tetanggaan di dekat taman bermain itu?” tanyaku padanya dengan berapi-api juga.
Ia mengangguk keras dengan puppy eyes yang melekat di matanya.
“Demi apapun, ini kau? Ya Tuhan akhirnya kita bertemu lagi setelah sekian lama!”
“ne! Aku tidak menyangka kita akan bertemu dengan mu disini, dengan kondisi seperti ini. Hahahaha!”
“Kau makin tinggi ya sekarang? Hahaha”
“aah tidak juga hahahaha. Baiklah ayo kita cepat selesaikan beres-beresnya. Setelah itu kita mampir ke cafe terdekat. Aku ingin ngobrol sebentar denganmu. Ada banyak sekali yang ingin kuceritakan! Kau tidak ada acara lagi kan setelah ini?” ajak Tao.
“geurae! Aku tidak ada acara lagi setelah ini. Kkaja kita beresekan dulu” jawabku. Kami pun mempercepat membereskan barang-barangku yang tercecer tadi. Setelah selesain, kamipun berjalan bersama menuju sebuah cafe kecil yang cukup cozy untuk ngobrol. Tak lupa kami memesan 2 cangkir coklat hangat dan 2 potong cheese cake, khas dari cafe tersebut untuk menemani ngobrol kami.
“wah tak terasa ya sudah sekitar 6 tahun aku tak melihatmu” mulai Tao.
“ne! Aku benar-benar rindu sekali padamu~” jawabku sambil mengelus rambutnya.
“ya! Hajima~ aku kan bukan anak kecil lagi. Itu kan kebiasaanmu waktu kita kecil dulu, mengusap kepalaku untuk menenangkanku.”
“hahahah.. kau masih ingat ternyata. Geurae, aku akan berhenti melakukannya. Omong-omong, kau sekarang lancar berbahasa korea ya? Sejak kapan kau tinggal disini? Dan... seragam mu itu... sepertinya aku mengenalnya?”
“ya untungnya bahasa korea ku sudah cukup lancar walau kadang terbata-bata. Aku bersekolah di SM High School yang letaknya tak jauh dari sekolahmu. Jelaslah kalau kau mengenalnya. Aku pindah ke korea sejak kelas satu SMA. Kau tau, aku direkrut menjadi trainee di SM High School dan sebentar lagi akan debut!”
“jinjjayo? Uwah!! DAEBAK! Kau bakal jadi rookie group nih? Hahaha. Bagaimana bisa?”
“hahaha entahlah sepertinya pihak SM melihat bakat terpendamku? Hahaha. Aku akan memulai debutku sekitar dua bulan lagi. Dan khusus untukmu aku kasih bocoran deh. Aku akan debut bersama ke11 temanku dengan nama group EXO. 6 personil akan melakukan aktifitas debutnya di Korea dengan nama EXO K, sedangkan aku bersama ke5 temanku akan melakukan aktifitas debut kami di China dengan nama EXO M. Nanti kau akan aku kenalkan dengan teman-teman segroup ku itu dan juga kau nanti pasti akan ku undang ke showcase debut kami! Datang ya!”
“UWAAAHH~~ daebak! Jinjja!! Kao hebat Tao! Iya aku pasti datang. Dan kalau ku lihat tadi, sepertinya kemampuan wushu semakin hebat saja? Hahaha”
Kami menghabiskan sore hingga memasuki malam hari mengobrol banyak hal di dalam cafe itu. Melepas rasa rindu yang sudah kami pendam selama 6 tahun. Iya, banyak hal yang berubah dari diri Tao. Dia berubah menjadi sosok namja yang tinggi, mata hitamnya yang mempesona, matanya yang bisa berubah menjadi setajam silet dan bisa menjadi puppy eyes, dada bidangnya, senyumnya yang cerah, dan juga ia telah tumbuh jadi namja yang ehem tampan.
Tak terasa, jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Kami memutuskan untuk menyudahi pertemuaan kami saat itu. Kami keluar dari cafe. Tao memaksa untuk mengantarku pulang, ia takut akan terjadi sesuatu yang tidak-tidak lagi padaku seperti tadi sore. Kami menyusuri jalan sambil tetap mengobrol, dan bercanda. Dan tak lupa ia mengeluarkan senyumnya yang indah yang mampu membuatku seakan terhipnotis. Sudah lama aku tidak merasakan kehangatan ini. Saking asiknya mengobrol, tiba-tiba kami sudah sampai di depan rumahku.
“terimakasih untuk sore ini. Sudah menemaniku ngobrol. Tidak ku sangka kita akan bertemu lagi. Dan yang lebih utamanya, terimakasih sudah menolongku tadi. aku tidak tau apa yang akan terjadi padaku jika tidak ada kau tadi” kataku padanya.
“hahaha cheomane~ itu kan sudah janjiku padamu, kau ingat? Aku akan selalu melindungi dan menjagamu”
“oh iya, janjimu waktu itu ya? Tentu saja aku ingat! Kau menepatinya sekarang. Hehehe. Kau tidak mau mampir dulu? Eomma dan appa pasti senang bertemu denganmu”
“hhm.. lain waktu saja. Setelah ini aku harus latihan bersama teman-temanku. Lain waktu aku pasti mampir.”
“geurae.. cepat berangkat sebelum terlambat. Hati-hati dijalan”
“chankaman! Pinjamkan ponselmu!”
“eh untuk apa?” kataku seraya memberikan ponselku padanya. Ia hanya diam sambil mengutak-atik ponselku. Tak lama terdengar suara dering ponsel yang sepertinya adalah milik Tao. Setelah terdengar, ia mengembalikan ponselku.
“tak kan kubiarkan kita lost kontak lagi. Hubungi aku kapan saja kau mau. Aku juga akan menghubungi kapanpun aku mau. Kita bertemu lagi lain waktu. Annyeong!” pamitnya seraya menebar senyumnya, melambaikan tangannya dan berlalu meninggalkanku.
“hati-hati!” teriakku. Aku pun masuk kerumah yang langsung di sambut oleh eomma dan appa.
“Aku pulang”
“ne~ ayo cepat mandi dan makan malam. Dari mana saja kau jam segini baru pulang?” tanya eomma.
“hehehe habis bertemu teman eomma..”
“bagaimana hasil pemeriksaan kesehatanmu? Jantungmu tidak apa-apa kan?” tanya appa.
“gwaenchana.. semua baik-baik saja. Hanya saja aku tidak boleh terlalu lelah dan melakukan atifitas berat. Obatnya juga sudah aku beli lagi.”
“syukurlah kalau gitu. Segeralah mandi dan makan malam lalu tidur. Ingat pesan yang dikatakan dokter.” Perintah appa. Aku pun segera menuju kamar dan mandi.
Ya mungkin kalian heran ada apa dengan kesehatanku? Aku punya penyakit sesak napas yang bisa kambuh kapan saja, dan jantungku sedikit mengalami masalah sehingga pada saat aku SMP dan awal SMA aku melakukan pembedahan. Tak jarang aku diopname di rumah sakit. Rasanya rumah sakit sudah seperti rumah keduaku. Dan dokter Sungmin adalah dokter yang senantiasa memeriksa dan memantauku. Oleh karena penyakitku ini, aku dilarang melakukan aktifitas berat, kelelahan, berlari maupun olah raga. Di saat teman-temanku melakukan mata pelajaran olaharaga, aku hanya duduk dipinggir sambil menyemangati mereka. Syukurlah sekolahku saat SMP dan SMA mau memahaminya. Untuk masalah nilai, aku hanya mengikut ujian teori dan lisannya saja. Tak jarang juga penyakitku kambuh secara tiba-tiba. Mengkonsumsi banyak obat-obatan adalah alternatifnya. Yah mau tidak mau inilah jalanku.
Seselesainya mandi dan berganti baju, aku menuju keruang makan dan makan malam ditemani eomma dan appa.
“eomma, appa. Masih ingatkah kalian dengan Huang Zi Tao? Teman masih kecilku saat kita masih tinggal di Qingdao!”
“hhmm.. kurasa eomma ingat.. memang ada apa? Sudah lama kau tidak membahasnya?”
“oh iya iya appa ingat! Dia cinta pertamamu itu kan? Yang memberimu kalung yang sedang kau kenakan itu. hihihihi”
“ya~ appa! Dia bukan cinta pertamaku, sembarangan saja. Tidak apa-apa sih. Hanya saja akhirnya kami dipertemukan kembali. Tadi dia menolongku saat aku membutuhkan pertolongan. Awalnya aku tidak sadar. Tapi setelah kita melihat kartu pelajarku barulah kami sama-sama sadar. Akhirnya tadi kami ngobrol bersama disebuah cafe hingga tak terasa sudah menunjukkan jam 9 malam. Dan terlebih lagi, dia bersekolah di SM High School itu! Sekolah trainee. Dan sebentar lagi ia akan debut! Uaaaah~”
“jinjja?? Waaaah syukurlah kalian dipertemukan kembali. Lain kali ajak kesini ya! Sudah lama tidak bertemu, tau-tau uda jadi artis. Sungguh luar biasa!”
“akhirnya anak appa menemukan kembali cinta pertamanya~ seorang artis pula! Luar biasa anak appa” kata appa sambil usil mengelus kepala dan menggelitikiku.
“Appa~~~~~” kataku sambil malu-malu. Cinta pertamaku ya? Hmmmm~
HUANG ZI TAO’s POV
*di tempat latihan*
“huaaaahhhh!!! CAPEEEEEEEK!!!” teriak ku usai latihan dance.
“heh jangan teriak-teriak. Berisik tau!” potong Kris ge seraya memukul kepalaku.
“yaa! Sakit tau gege!” marahku padanya.
“Tao, kau kenapa sih? Kok kayaknya lagi seneng banget? Ada sesuatu ya?” tanya Chen hyung.
“iya nih kuperhatiin kamu beda hari ini? Latihanmu lebih semangat dan menggebu-gebu? Apa karena tanggal debut semakin dekat dan kau semakin semangat?” tambah Xiumin hyung.
“aaiisshh itu tidak mungkin! Pasti sesuatu sedang terjadi padanya!” timpal Sehun.
“Sehuna, kenapa kau jadi ikut-ikutan mojokin Tao sih?” marah Luhan ge.
“ya tidak apa-apa hyung. Lagi pengen aja. Habis aku sebal sih liat wajah cengar-cengirnya”
“Sehuna.. Sudah tutup mulutmu! Tapi memang benar sih memang apa yang terjadi padamu?” tanya Luhan ge padaku.
“hhmmmm kasi tau gak yaa??” kataku mempermainkan mereka.
“yaa! Ayo cepat ceritakan jangan ada yang kau sembunyikan” saut member-member lain.
“iya iya aku cerita. Jadi tadi, aku bertemu dengan teman masa kecilku waktu di Qingdao itu, yang pernah aku ceritakan pada kalian~”
“Jinjja?? Dia ada di daerah sini?” tanya Kai
“ne~ dan yang sulit dipercaya adalah sekolahnya ada di dekat sekolah kita. Di Seoul Cyber High School. Sudah mau 3 tahun sekolah di tempat sedekat ini, tapi kita baru bisa bertemu tadi. parah banget! Aku menolongnya saat tadi dia tiba-tiba diganggu orang aneh. Lalu kita ngobrol di cafe” ceritaku pada mereka.
“jelas saja kau datang mepet sekali hari ini” potong Kris ge.
“lalu, lalu bagaimana dia sekarang?” tanya Suho Hyung.
“hmmm... neomu yeppeo~”
“whoaaaaaaaaaaaaa” heboh para member.
“kau sudah minta nomornya yang bisa dihubungi kan? Bukankah kalian dulu lost contact?” tanya Baekhyun Hyung
“tentu saja aku sudah minta dong! Hehehehe”
“huaaah enak sekali kau sudah bertemu dengan cinta pertamamu itu. Aku tetap saja tidak bisa menyapa Chae Rin waktu kita bertemu. Sekalinya bertemu, i lost my mind. Everything get in slow motion” cerita Chen hyung panjang lebar
“Chen gausah nyanyi deh~” ledek Xiumin Hyung.
“Aku bosan dengar curhatanmu yang itu-itu terus” potong Luhan ge.
“puahahahahaha XD” ketawa semua member pecah setelah mendengar curhatan sang main vocal exo m, Chen hyung.
“Bersyukurlah kau sudah bertemu dengannya lagi. Penantian dan doamu tak sia-sia kan?” tambah D.O hyung.
“tidak kusangka ternyata dia sekolah ga jauh-jauh dari sekolah kita. Kan kau jadi bisa bertemu dia sering-sering. Ajak kemari ya? Kenalkan pada kami” pinta Lay ge.
“iya iya! Aku penasaran apakah dia secantik Bacon ku ini?” tambah si happy virus Chanyeol Hyung yang sedari tadi tiduran di pangkuan Baekhyun hyung.
“apa sih kau ini?” balas Baekhyun hyung sinis.
“iya-iya.. nanti kapan-kapan akan aku bawa ia kemari. Akan ku kenalkan pada kalian” jawabku.
“Ayolah kita mulai latihan lagi. Semangat! Showcase debut kita di depan mata! Hwaiting!!!” ajak Suho hyung.”
“gege ikut senang kau sudah bertemu dengannya. Semoga ia bisa membuatmu makin semangat dalam latihan dan menjalani hidupmu. Hahahaha” nasihat Kris gege padaku sambil mengelus lembut kepalaku.
“hehehehe gomawo gege...” kataku padanya sambill memperlihatkan puppy eyes miliku.
“aiisshhh! Hentikan puppy eyes mu itu, atau ku makan kau!” perintah Kris ge.
“gyaaaaaa ampoooonn!!”
HWANG MIN YOUNG’s POV
KELAS 2 SD. Qingdao, China
“Min Young-aah, kau tidak apa-apa?” tanya seorang anak berparas imut berbibir mungil itu kepadaku yang mencoba mengambil udara selancar mungkin.
“Tidak apa-apa Tao.. aku hanya sesak napas biasa kok. Sebentar lagi juga sembuh. Kan baru saja aku pakai obatnya” Jawabku.
“huhuhuu... maaf yaa Min Young-aah. Lain kali aku akan lebih menjagamu lagi dari anak-anak nakal itu. Tidak akan aku biarkan kau diisengi oleh mereka lagi dan membuatmu sulit bernapas lagi”
“hahahaha jangan minta maaf Tao. Ini bukan salahmu. Terima kasih sudah mau menjagaku. Tapi sebelumnya hentikan dulu tangisanmu.. Bagaimana kau mau menjagaku kalau kamu menangis begitu? Hahaha ayo berhenti. Aku sudah tidak apa-apa kok. Kita lanjutkan main lagi yaa?” balasku sambil menghapus air matanya.
“iyaa.. aku akan berhenti menangis. Aku pasti akan melindungimu dan menjagamu Min Young-aah.. Aku berjanji!”
“Iya.. terima kasih Tao. Ku terima janjimu. Ayo kita main lagi!”
“Iya!” katanya dengan ceria sambil menggandeng erat tanganku.
SAAT AKAN NAIK KELAS 1 SMP
“Tao, terima kasih ya sudah bersamaku selama ini. Terima aksih untuk segala kebaikanmu. Aku pasti akan selalu mengingatmu meskipun kita jauh. Hehehe..”
“Kapan kau akan kembali dari Korea? Jangan-jangan kau tidak akan pernah kembali”
“aku sendiri juga tidak tau Tao, yang jelas kalau aku akan kembali ke Qingdao, aku pasti akan menghubungimu. Dan aku akan tetap mengingat janjimu padaku waktu itu. Suatu saat pasti aku tagih. Hahaha”
“jangan lupakan aku ya.. aku akan selalu menunggumu sampai kapanpun . meskipun kau mungkin akan lupa padaku, aku pasti akan membuatmu ingat lagi. Janjiku padamu akan tetap ku ingat. Aku akan rajin latihan wushu agar kemampuanku makin hebat!”
“tenang saja Tao, aku tidak mungkin lupa”
“Min Young-aah.. kau sudah selesai? Ayo kita berangkat!” ajak eomma ku.
“Ne eomma! Tao aku berangkat dulu yaa.. sampain ketemu lain waktu! Jadilah kuat Tao!” kataku yang berlalu menuju eomma ku dan melambaikan tangan pada Tao.
“Hwang Min Young, Tunggu!”
“ya?” Aku berbalik dan menuju Tao kembali. Lalu, ia mengalungkan sesuatu di leherku. Sebuah kalung dengan bandul sebuah cincin.
“Tao? Ini kan cincinmu?”
“Tidak apa-apa... buatmu saja Min Young. Sebagai jimat dan pengingat untukmu” katanya sambil tersenyum lebar.
“waa.. terimakasih Tao”
“Yaap...Sampai jumpa Min Young-aah!!” teriaknya mengiringiku pergi dari sisinya.
*Flasback End*
*NOW*
HWANG MIN YOUNG’s POV
Tak terasa sekarang sudah sekitar 6 tahun aku pindah ke Korea Selatan lebih tepatnya di Seoul. Aku belum sempat kembali ke Qingdao,China. Dan lebih parahnya lagi aku kehilangan kontak dengan teman kesayangannku yang berada di Qingdao, Tao. Sebenarnya aku masih ingat samar-samar alamat maupun nomor HP Tao. Namun saat ku coba untuk menguhubunginya, tak kunjung ada jawaban dari Tao. Frustasi, akupun pasrah dengan semua ini.
Sore itu, aku baru saja pulang sekolah. aku melewati jalan yang tidak biasanya ia lewati dan ternyata ehem agak sepi. Yah hitung-hitung ganti suasanalah, pikirnku. Tapi ternyata, sesuatu sedang menunggunku di sana.
“wah ternyata jauh juga lewat sini. Aku jadi tidak bisa segera sampai rumah” aku merutuki dalam hati.
Tak berapa lama berjalan, aku menemui segerumbulan namja berwujud “sangar” dan mencurigakan. Aku hanya bisa berdoa dan memohon agar dilindungi dan juga agar namja-namja sangar itu tidak menyerangnya. Bukanya beranggapan negatif, tetapi siapa sih yang tidak ketakutan melihat segerombolan namja sangar yang sedang menongkrong di pinggir jalan yang baru pertama ku lewati? Tetapi ternyata, cerita berkata lain.
“Annyeong jagiyah?? Lama tidak melihatmu lewat sini..” kata seorang namja. Mwo? Sudah lama? Aku saja baru pertama kali lewat sini. Orang sarap, batinku. Bau soju sedikit tercium disini.
“Saya tidak punya urusan dengan anda. Jadi tolong anda persilahkan saya untuk pergi. Lagipula saya tidak mengenal anda!” jawabku dengan nada cool dan datar.
“Aigoo sombong sekali kau.. oh, ayolaah.. kita bermain-main sebentar, ne? Kau sudah pulang sekolah kan? Tidak ada tugas kan? Ayo kita main sama-sama!” ajak namja yang lain.
“Maaf saya harus pergi!”
“heeh! Tunggu dulu doong!” tarik seorang namja saat aku mulai beranjak dari kepungan mereka. Tarikannya membuat tas yang ku bawa pun jatuh.
DEG! Siaal! Jangan kambuh disini kumbohon~
“oh ayolah kita main-main dulu jangan buru-buru oke?” saut namja yang satunya sambi memegang erat lenganku.
Aku mencoba untuk melepaskan cengkramannya namun tenagaku tak sanggup menandinginya. Dan yang lebih sialnya lagi adalah, penyakitku sepertinya akan kambuh. Bagaimanapun juga aku harus melepaskan diri dari mereka.
“LEPASKAN AKU! To~” GREP! Tangan seorang menutup mulut ku erat. Gawat! Apa yang harus aku lakukan?? Napasku~
“AISSH jinjja!! Berisik sekali kau jadi orang!” teriak namja lainnya. Aku teru meronta dan meronta. Mencoba melepaskan diri. Namun mereka semakin menguat dan semakin mendekat padaku. Ya Tuhan aku tidak bisa teriak, tidak ada orang lewat pula. Dan penyakitku~ Ya Tuhan tolong hambamu ini..
BRAAAKKK!! DUAAAAK!! BUUUK!! GRATAAAKK!!
Tiba-tiba saja, namja yang mengepungku berjatuhan dan menjauh. Kekanganku lepas. Kakiku lemas. Aku terlalu lemas. Ada seseorang yang menghajar mereka?
“yaaa!!! Neon nuguya?!” namja tersungkur itu mencoba melawan. Namun sesosok namja tinggi berambut hitam menggunakan seragam sekolah tidak memberinya kesempatan untuk melawan.
BRUAAK! DUUKK! DUAAAk!! DAAAK! Namja itu menghajar habis-habisan segerombolan namja-namja sangar itu. Satu persatu mereka mulai tumbang dan aku hanya bisa mmelihat kejadian ini dari samping tak berani mendekat sambil terus mengatur napasku yang sedikit sesak dan memegangi dadaku yang terasa sedikit sakit. Saat semua namja sangar itu dipastikan tidak bisa melawan lagi, namja tinggi itu memperlihatkan tatapan tajamnya pada matanya yang bulat dan hitam itu.
“Jika kau berani macam-macam lagi padanya atau pada siapapun, akan ku laporkan kalian ke kantor polisi” katanya tegas sambil menunjukkan ponsel yang ia ambil dari sakunya. Namja-namja sangar itu sepertinya ketakutan, mencoba bangkit dan akhirnya mereka pun kabur. Namja tinggi itu terlihat puas. Ia pun segera berbalik dan berjalan menuju ke arahku. Ya Tuhan namja apa lagi ini? Apa yang ia akan lakukan padaku?
“ya, neon gwaenchana?” katanya padaku dengan dihiasi senyum tipis dan puppy eyes?
“eoh~”
AUTHOR’s POV
“Aigoo barang-barangmu berantakan semua. Aku bantu bereskan ya?” kata namja itu dan seraya bangkit untuk membantu membereskan barang-barang milik Min Young. Min Young hanya bisa bengong melihat kelakukan namja ini. Sok baik atau memang baik, pikirnya sambil ikut membereskan barang-barangnya. Di tengah-tengah membereskan barang, namja tinggi itu menemukan sebuah dompet seorang yeoja yang tak lain dan tak bukan adalah milik Min Young. Ia celingukan, memastikan yeoja yang ditolongnya itu tidak melihat perbuatannya ini. Bukan bermaksut untuk mencuri, tapi ia hanya ingin mengetahui identitas perempuan yang ditolongnya itu. Ia pun membuka dompet itu dan tercengang. Bukan karena ia melihat uang yang dimiliki Min Young hanya sedikit atau banyak tidak karuan. Bukan juga karena ia menemukan foto yadong disana. Melainkan ia menemukan sebuah kartu pelajar yang tertera di dompet itu. Dibacanya secara perlahan membuat jantungnya serasa mau copot. Ia bahkan tidak percaya dengan apa yang ia temukan.
“Sekolah di Seoul Cyber High School. Namanya Hwang Min Young. Lahir di Qingdao, China 23 Oktober 1993? Qingdao? Hwang Min Young?” bacanya berlahan dan terpatah-patah.
“Hwang Min Young?... Qingdao?...” bisiknya sambil terlihat seperti memikirkan sesuatu.
“Hwang Min Young!” teriaknya.
HWANG MIN YOUNG’s POV
“Hwang Min Young!!” teriak namja yang sedang membantu membereskan barangku. Tunggu, darimana ia tau namaku? Aku menoleh kearahnya dan saat itu juga aku melihatnya berlari ke arahku. Badanku terlanjur kaku tidak bisa bergerak. Berhentilah ia dihadapankanku. Matanya membulat lebih besar lagi saat melihat kalung berliontin cincin yang sedang ku pakai. Tak lama setelah itu, ia pun memelukku dengan sangat erat. Ya Tuhan.. apa lagi ini?
“yaaa!! Neon! Mwohaneunggoya?? Yaak?!” kataku sambil terus mencoba untuk melepaskan pelukannya.
“Akhirnya aku menemukanmu~” lirihnya.
“Mworago? Ya! Neon nuguya? Lepaskan aku! Neon micheoseo?!” teriakku.
“M,mwo? Kau tidak mengenalku? Jinjja??”
“ne! Neon nuguya? Orang aneh tiba-tiba tau namaku dan memelukku sembarangan!” marahku padanya
“Kau tidak mengenalku? Aku Tao! Huang Zi Tao! Kau Hwang Min Young kan? Aku temanmu saat masi kecil! Saat kita masih tinggal di Qingdao, kau ingat? Kau lahir dan besar sampai kelas 6 sd di Qingdao!” jelasnya dengan berapi-api.
Apa katanya tadi? Tao? Huang Zi Tao? Temanku sejak kecil di Qingdao? Ya memang benar aku pernah tinggal disana. Ku coba mengingat-ingat untuk beberapa saat. Aku mulai mengingat sesuatu sesaat setelah aku menatap kalung berliontinkan cincin yang sedang kupakai itu. Tao? TAO!
“Tao?? Kau Huang Zi Tao? Temanku saat aku di Qingdao? yang rumah kita tetanggaan di dekat taman bermain itu?” tanyaku padanya dengan berapi-api juga.
Ia mengangguk keras dengan puppy eyes yang melekat di matanya.
“Demi apapun, ini kau? Ya Tuhan akhirnya kita bertemu lagi setelah sekian lama!”
“ne! Aku tidak menyangka kita akan bertemu dengan mu disini, dengan kondisi seperti ini. Hahahaha!”
“Kau makin tinggi ya sekarang? Hahaha”
“aah tidak juga hahahaha. Baiklah ayo kita cepat selesaikan beres-beresnya. Setelah itu kita mampir ke cafe terdekat. Aku ingin ngobrol sebentar denganmu. Ada banyak sekali yang ingin kuceritakan! Kau tidak ada acara lagi kan setelah ini?” ajak Tao.
“geurae! Aku tidak ada acara lagi setelah ini. Kkaja kita beresekan dulu” jawabku. Kami pun mempercepat membereskan barang-barangku yang tercecer tadi. Setelah selesain, kamipun berjalan bersama menuju sebuah cafe kecil yang cukup cozy untuk ngobrol. Tak lupa kami memesan 2 cangkir coklat hangat dan 2 potong cheese cake, khas dari cafe tersebut untuk menemani ngobrol kami.
“wah tak terasa ya sudah sekitar 6 tahun aku tak melihatmu” mulai Tao.
“ne! Aku benar-benar rindu sekali padamu~” jawabku sambil mengelus rambutnya.
“ya! Hajima~ aku kan bukan anak kecil lagi. Itu kan kebiasaanmu waktu kita kecil dulu, mengusap kepalaku untuk menenangkanku.”
“hahahah.. kau masih ingat ternyata. Geurae, aku akan berhenti melakukannya. Omong-omong, kau sekarang lancar berbahasa korea ya? Sejak kapan kau tinggal disini? Dan... seragam mu itu... sepertinya aku mengenalnya?”
“ya untungnya bahasa korea ku sudah cukup lancar walau kadang terbata-bata. Aku bersekolah di SM High School yang letaknya tak jauh dari sekolahmu. Jelaslah kalau kau mengenalnya. Aku pindah ke korea sejak kelas satu SMA. Kau tau, aku direkrut menjadi trainee di SM High School dan sebentar lagi akan debut!”
“jinjjayo? Uwah!! DAEBAK! Kau bakal jadi rookie group nih? Hahaha. Bagaimana bisa?”
“hahaha entahlah sepertinya pihak SM melihat bakat terpendamku? Hahaha. Aku akan memulai debutku sekitar dua bulan lagi. Dan khusus untukmu aku kasih bocoran deh. Aku akan debut bersama ke11 temanku dengan nama group EXO. 6 personil akan melakukan aktifitas debutnya di Korea dengan nama EXO K, sedangkan aku bersama ke5 temanku akan melakukan aktifitas debut kami di China dengan nama EXO M. Nanti kau akan aku kenalkan dengan teman-teman segroup ku itu dan juga kau nanti pasti akan ku undang ke showcase debut kami! Datang ya!”
“UWAAAHH~~ daebak! Jinjja!! Kao hebat Tao! Iya aku pasti datang. Dan kalau ku lihat tadi, sepertinya kemampuan wushu semakin hebat saja? Hahaha”
Kami menghabiskan sore hingga memasuki malam hari mengobrol banyak hal di dalam cafe itu. Melepas rasa rindu yang sudah kami pendam selama 6 tahun. Iya, banyak hal yang berubah dari diri Tao. Dia berubah menjadi sosok namja yang tinggi, mata hitamnya yang mempesona, matanya yang bisa berubah menjadi setajam silet dan bisa menjadi puppy eyes, dada bidangnya, senyumnya yang cerah, dan juga ia telah tumbuh jadi namja yang ehem tampan.
Tak terasa, jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Kami memutuskan untuk menyudahi pertemuaan kami saat itu. Kami keluar dari cafe. Tao memaksa untuk mengantarku pulang, ia takut akan terjadi sesuatu yang tidak-tidak lagi padaku seperti tadi sore. Kami menyusuri jalan sambil tetap mengobrol, dan bercanda. Dan tak lupa ia mengeluarkan senyumnya yang indah yang mampu membuatku seakan terhipnotis. Sudah lama aku tidak merasakan kehangatan ini. Saking asiknya mengobrol, tiba-tiba kami sudah sampai di depan rumahku.
“terimakasih untuk sore ini. Sudah menemaniku ngobrol. Tidak ku sangka kita akan bertemu lagi. Dan yang lebih utamanya, terimakasih sudah menolongku tadi. aku tidak tau apa yang akan terjadi padaku jika tidak ada kau tadi” kataku padanya.
“hahaha cheomane~ itu kan sudah janjiku padamu, kau ingat? Aku akan selalu melindungi dan menjagamu”
“oh iya, janjimu waktu itu ya? Tentu saja aku ingat! Kau menepatinya sekarang. Hehehe. Kau tidak mau mampir dulu? Eomma dan appa pasti senang bertemu denganmu”
“hhm.. lain waktu saja. Setelah ini aku harus latihan bersama teman-temanku. Lain waktu aku pasti mampir.”
“geurae.. cepat berangkat sebelum terlambat. Hati-hati dijalan”
“chankaman! Pinjamkan ponselmu!”
“eh untuk apa?” kataku seraya memberikan ponselku padanya. Ia hanya diam sambil mengutak-atik ponselku. Tak lama terdengar suara dering ponsel yang sepertinya adalah milik Tao. Setelah terdengar, ia mengembalikan ponselku.
“tak kan kubiarkan kita lost kontak lagi. Hubungi aku kapan saja kau mau. Aku juga akan menghubungi kapanpun aku mau. Kita bertemu lagi lain waktu. Annyeong!” pamitnya seraya menebar senyumnya, melambaikan tangannya dan berlalu meninggalkanku.
“hati-hati!” teriakku. Aku pun masuk kerumah yang langsung di sambut oleh eomma dan appa.
“Aku pulang”
“ne~ ayo cepat mandi dan makan malam. Dari mana saja kau jam segini baru pulang?” tanya eomma.
“hehehe habis bertemu teman eomma..”
“bagaimana hasil pemeriksaan kesehatanmu? Jantungmu tidak apa-apa kan?” tanya appa.
“gwaenchana.. semua baik-baik saja. Hanya saja aku tidak boleh terlalu lelah dan melakukan atifitas berat. Obatnya juga sudah aku beli lagi.”
“syukurlah kalau gitu. Segeralah mandi dan makan malam lalu tidur. Ingat pesan yang dikatakan dokter.” Perintah appa. Aku pun segera menuju kamar dan mandi.
Ya mungkin kalian heran ada apa dengan kesehatanku? Aku punya penyakit sesak napas yang bisa kambuh kapan saja, dan jantungku sedikit mengalami masalah sehingga pada saat aku SMP dan awal SMA aku melakukan pembedahan. Tak jarang aku diopname di rumah sakit. Rasanya rumah sakit sudah seperti rumah keduaku. Dan dokter Sungmin adalah dokter yang senantiasa memeriksa dan memantauku. Oleh karena penyakitku ini, aku dilarang melakukan aktifitas berat, kelelahan, berlari maupun olah raga. Di saat teman-temanku melakukan mata pelajaran olaharaga, aku hanya duduk dipinggir sambil menyemangati mereka. Syukurlah sekolahku saat SMP dan SMA mau memahaminya. Untuk masalah nilai, aku hanya mengikut ujian teori dan lisannya saja. Tak jarang juga penyakitku kambuh secara tiba-tiba. Mengkonsumsi banyak obat-obatan adalah alternatifnya. Yah mau tidak mau inilah jalanku.
Seselesainya mandi dan berganti baju, aku menuju keruang makan dan makan malam ditemani eomma dan appa.
“eomma, appa. Masih ingatkah kalian dengan Huang Zi Tao? Teman masih kecilku saat kita masih tinggal di Qingdao!”
“hhmm.. kurasa eomma ingat.. memang ada apa? Sudah lama kau tidak membahasnya?”
“oh iya iya appa ingat! Dia cinta pertamamu itu kan? Yang memberimu kalung yang sedang kau kenakan itu. hihihihi”
“ya~ appa! Dia bukan cinta pertamaku, sembarangan saja. Tidak apa-apa sih. Hanya saja akhirnya kami dipertemukan kembali. Tadi dia menolongku saat aku membutuhkan pertolongan. Awalnya aku tidak sadar. Tapi setelah kita melihat kartu pelajarku barulah kami sama-sama sadar. Akhirnya tadi kami ngobrol bersama disebuah cafe hingga tak terasa sudah menunjukkan jam 9 malam. Dan terlebih lagi, dia bersekolah di SM High School itu! Sekolah trainee. Dan sebentar lagi ia akan debut! Uaaaah~”
“jinjja?? Waaaah syukurlah kalian dipertemukan kembali. Lain kali ajak kesini ya! Sudah lama tidak bertemu, tau-tau uda jadi artis. Sungguh luar biasa!”
“akhirnya anak appa menemukan kembali cinta pertamanya~ seorang artis pula! Luar biasa anak appa” kata appa sambil usil mengelus kepala dan menggelitikiku.
“Appa~~~~~” kataku sambil malu-malu. Cinta pertamaku ya? Hmmmm~
HUANG ZI TAO’s POV
*di tempat latihan*
“huaaaahhhh!!! CAPEEEEEEEK!!!” teriak ku usai latihan dance.
“heh jangan teriak-teriak. Berisik tau!” potong Kris ge seraya memukul kepalaku.
“yaa! Sakit tau gege!” marahku padanya.
“Tao, kau kenapa sih? Kok kayaknya lagi seneng banget? Ada sesuatu ya?” tanya Chen hyung.
“iya nih kuperhatiin kamu beda hari ini? Latihanmu lebih semangat dan menggebu-gebu? Apa karena tanggal debut semakin dekat dan kau semakin semangat?” tambah Xiumin hyung.
“aaiisshh itu tidak mungkin! Pasti sesuatu sedang terjadi padanya!” timpal Sehun.
“Sehuna, kenapa kau jadi ikut-ikutan mojokin Tao sih?” marah Luhan ge.
“ya tidak apa-apa hyung. Lagi pengen aja. Habis aku sebal sih liat wajah cengar-cengirnya”
“Sehuna.. Sudah tutup mulutmu! Tapi memang benar sih memang apa yang terjadi padamu?” tanya Luhan ge padaku.
“hhmmmm kasi tau gak yaa??” kataku mempermainkan mereka.
“yaa! Ayo cepat ceritakan jangan ada yang kau sembunyikan” saut member-member lain.
“iya iya aku cerita. Jadi tadi, aku bertemu dengan teman masa kecilku waktu di Qingdao itu, yang pernah aku ceritakan pada kalian~”
“Jinjja?? Dia ada di daerah sini?” tanya Kai
“ne~ dan yang sulit dipercaya adalah sekolahnya ada di dekat sekolah kita. Di Seoul Cyber High School. Sudah mau 3 tahun sekolah di tempat sedekat ini, tapi kita baru bisa bertemu tadi. parah banget! Aku menolongnya saat tadi dia tiba-tiba diganggu orang aneh. Lalu kita ngobrol di cafe” ceritaku pada mereka.
“jelas saja kau datang mepet sekali hari ini” potong Kris ge.
“lalu, lalu bagaimana dia sekarang?” tanya Suho Hyung.
“hmmm... neomu yeppeo~”
“whoaaaaaaaaaaaaa” heboh para member.
“kau sudah minta nomornya yang bisa dihubungi kan? Bukankah kalian dulu lost contact?” tanya Baekhyun Hyung
“tentu saja aku sudah minta dong! Hehehehe”
“huaaah enak sekali kau sudah bertemu dengan cinta pertamamu itu. Aku tetap saja tidak bisa menyapa Chae Rin waktu kita bertemu. Sekalinya bertemu, i lost my mind. Everything get in slow motion” cerita Chen hyung panjang lebar
“Chen gausah nyanyi deh~” ledek Xiumin Hyung.
“Aku bosan dengar curhatanmu yang itu-itu terus” potong Luhan ge.
“puahahahahaha XD” ketawa semua member pecah setelah mendengar curhatan sang main vocal exo m, Chen hyung.
“Bersyukurlah kau sudah bertemu dengannya lagi. Penantian dan doamu tak sia-sia kan?” tambah D.O hyung.
“tidak kusangka ternyata dia sekolah ga jauh-jauh dari sekolah kita. Kan kau jadi bisa bertemu dia sering-sering. Ajak kemari ya? Kenalkan pada kami” pinta Lay ge.
“iya iya! Aku penasaran apakah dia secantik Bacon ku ini?” tambah si happy virus Chanyeol Hyung yang sedari tadi tiduran di pangkuan Baekhyun hyung.
“apa sih kau ini?” balas Baekhyun hyung sinis.
“iya-iya.. nanti kapan-kapan akan aku bawa ia kemari. Akan ku kenalkan pada kalian” jawabku.
“Ayolah kita mulai latihan lagi. Semangat! Showcase debut kita di depan mata! Hwaiting!!!” ajak Suho hyung.”
“gege ikut senang kau sudah bertemu dengannya. Semoga ia bisa membuatmu makin semangat dalam latihan dan menjalani hidupmu. Hahahaha” nasihat Kris gege padaku sambil mengelus lembut kepalaku.
“hehehehe gomawo gege...” kataku padanya sambill memperlihatkan puppy eyes miliku.
“aiisshhh! Hentikan puppy eyes mu itu, atau ku makan kau!” perintah Kris ge.
“gyaaaaaa ampoooonn!!”
TBC
Credit photo: FB SMTown
Tidak ada komentar:
Posting Komentar