Kamis, 19 Juli 2012

[Fan Fiction] "I'll Be There For You" Chapter 2

Akhirnya Chapter selanjutnya muncul juga. Sorry for the late updates >,<. Ga jadi twoshoots deh, aku buat jadi threeshoots. Hohohooho. So check this out. Sorry alur cerita gaje, typo dimana-mana. Mian mengecewakan. Don't like don't read. RnR please? Muahahahaha :p. Annyeong~


HWANG MIN YOUNG’s POV
Hari itulah, untuk pertama kalinya aku dan Tao dipertemukan lagi. Sungguh sulit dipercaya karena rasanya kemungkinan untuk bertemu lagi itu kecil sekali. Secara kita hilang komunikasi selama beberapa tahun.  Rasanya dipertemukan lagi setelah beberapa lama berpisah itu sedikit canggung. Kita masih sering berusaha untuk berhati-hati dalam berucap. Takut-takut, apa yang kita ucapkan nantinya akan membuat lawan bicara terluka. Itu menurutku. Tapi seiring berjalannya waktu, aku dan Tao pun kembali akrab. Ia begitu perhatian, pendengar yang baik, dan begitu melindungiku. Sejak kita bertukar nomor ponsel, hampir setiap saat kami bertukar pesan. Menanyakan keadaan, kegiatan, kesibukan dan berbagi cerita. Tak jarang kami keluar bersama hanya untuk sekedar makan, atau mengobrol sebentar. Maklumlah, karena hari debutnyan semakin dekat jadi Tao bisa telalu bebas. Hhmmm sedikit aneh memang. Kesannya seperti orang sedang berpacaran, tapi bukan begitu hubungan kami. Ya kami hanya berteman. Bersahabat. Namun tak bisa di pungkiri bahwa jauh di dalam lubuk hatiku, aku merasakan sebuah rasa yang berbeda.

Tak lupa, seperti janjinya saat itu, ia pun berkunjung ke rumah. Terlihat eomma dan appa sangat terbuka sekali menerima kedatangannya. Saat eomma dan appa meminta untuk bertemu dengan orang tua Tao, ternyata keinginan itu tidak bisa terwujud karena orang tua Tao masih di Qingdao, sedangkan Tao di Korea tinggal sendiri bersama teman-teman EXO lainnya. Kami ngobrol bersama dengan santai ditemani masakan buatan eomma yang super lezat. Masakan ala China. Tao terlihat gembira sekali karena sudah lama dia tidak makan masakan China. Meskipun pertemuan cukup singkat, namun kehangatan begitu sangat terasa. Beruntung appa tidak bicara yang tidak-tidak. Hampir sih, tapi aku bisa menghentikannya secepat kilat dan segera mengganti topik pembicaraan. Hahaha.

Suatu saat, aku diboyongnya ke tempat latihan groupnya, EXO. Pada awalny aku tidak mau, namun Tao berkata bahwa member lain ingin bertemu denganku. Demi apa? Maka aku ikuti saja permintaannya. Lumayan bisa kenalan dengan band yang akan debut hahaha.
“Annyeong~” Tao menyapa semua member di ruang latihan sesaat setelah kami tiba.
“oh.. Annyeong!” Balas semua member. Luar biasa! Meskipun mereka semua sedang tidak karuan karena sedang latihan, tapi mereka terlihat TAMPAN!
“Tao-yaa nuguseyo?” tanya seorang temannya.
“oh, ne~ perkenalkan. Ini temanku yang aku ceritakan tempo hari.”
“ne, annyeonghaseyo Hwang Min Young imnida. Bengapseumnida..” kataku memperkenalkan diri kepada mereka.
“annyeonghaseo!” Teriak semua member.
“Aku Suho leader EXO K” kata seorang dengan senyumnya yg cerah.
“Aku Baekhyun” kata namja yang raut wajahnya sangat polos sekali dan seperti anak kecil.
“Aku Chanyeol!” kata namja yang diiringi dengan wajah ceria dan senyum lebarnya.
“Aku D.O!” kata namja bermata bulat dengan malu-malu.
“Aku Kai” kata namja yang cukup tinggi dan terlihat cool itu.
“hai noona, Aku Sehun si magnae” kata seorang namja dengan segala kepolosannya.
“Aku Luhan” kata seorang namja yang cantik luar biasa dengan senyumnya yang manis dan mata yang bersinar-sinar.
“Aku Chen” Kata seorang namja mungil dengan malu-malu.
“Aku Xiumin!” kata seorang namja dengan senyum cerianya.
“Aku Lay” kata namja dengan tampang datarnya.
“Dan aku Kris. Leader EXO M” kata namja yang cukup tinggi dengan senyumnya yang penuh karisma. Ya Tuhan, dia ini seorang yang akan debut atau seorang pangeran sih?
“Bengapseumnida!!” teriak mereka semua.
“Oh jadi ini yeoja yang kau ceritakan tempo hari?” tambah Xiumin.
“ini kah cinta p-”
“Aiisshh jangan sembarangan ngomong deh Sehun!” Kata Tao Seraya mendekap erat mulut namja yang bernama Sehun itu. Semua pun tertawa termasuk aku.
“Ayo Tao saatnya kita latihan!” ajak Sang Leader Kris.
“Ne! Ayo kau bisa duduk disini sambil melihatku latihan. Tidak apa kan? Selepas itu kita makan bersama, ne?”
“ne, semangat Tao!”
“Kita pinjam Tao sebentar yaa!” teriak seorang member yang kalau tidak salah bernama Chanyeol.
“Ya! Kau kira aku barang, hyung? Dasar!”
“Min Young noona, Lihat kami ya! Kami akan memberikan yang terbaik! Tapi jangan hanya Tao hyung saja yang dilihat. Ahahahaha” Canda seorang yang bernama Kai.
“yaa!! Kau ini” semua member tertawa lepas sedangkan aku tertunduk malu dengan muka merah padam menahan maluku.

Selepas itu, Tao langsung menuju ke spot tempat teman-temannya latihan. Mereka memulai latihan mereka. Bernyanyi dan menari. Saat musik dimulai, raut wajah mereka berubah 180 derajat! Tak ada lagi wajah konyol mereka. Semua itu tergantikan dengan wajah serius dan fokus. Wajah pangeran yang dimiliki namja bernama Kris semakin terpancar dan membuat silau. Wajah cantik nan lugu milik namja bernama luhan pun terlihat berbeda. Wajah Kai yang tadi terkesan cool, berubah menjadi sangat arrogant dengan smirknya dan gerakan dancennya yang aku yakin akan berhasil menghipnotis yeoja-yeoja yang melihatnya. Dan Tao, yang terkadang memperlihatkan puppy eyesnya itu pun merubah tatapan matanya menjadi tajam dan serasa tertusuk jika kau melihatnya lekat-lekat. Ya, dia sudah berubah menjadi namja yang luar biasa yang mampu membuat siapa saja yang melihatnya terkesan. Beberapa kali aku mencoba mengamati member lain, namun Tao lah yang senantiasa ditangkap oleh kedua bola mataku. Ya, aku tidak bisa berhenti menatapnya. Dan tibalah saat dimana Tao berlatih solo stagenya. Saat itu juga, aku makin tak bisa melepaskan pandanganku darinya. Ia terlihat begitu memukau. Dan debaran jantung ini semakin tak karuan. Terlebih lagi saat tatapan tajam itu bertemu dengan pandanganku. Jantungku baik-baik saja kan?

Mereka berlatih dan terus berlatih. Meskipun keringat mereka mengalir deras, salah gerakan, lupa gerakan, salah nada, lupa lirik dan napas terengah-engah, mereka tidak menyerah. Mereka terus konsentrasi dan fokus. Mereka juga baik terhadapku. Saat ada beberapa dari mereka istirahat atau bukan gilirannya latihan, maka mereka akan duduk disampingku sambil mengobrol. Entah tentang kesibukan mereka, keseharian mereka, maupun tentang Tao. Mereka sangat ramah dan friendly. Tak bosan-bosan mereka gantian untuk menemaniku. Tao pun sangat perhatian kepada ku. Ia memberiku makanan kecil, minuman , jaket takut-takut kalau aku kedinginan, bantal leher takut-takut aku ngantuk atau lelah dan juga selalu bertanya apakah aku nyaman? Bagaimana member-member lain? Apakah aku senang? Bagaimana penampilannya? Apakah aku bosan? Apakah aku ngantuk? Apakah aku ingin pulang? Apakah aku lapar? Aku haus? Dan masih banyak lagi? Tak hayal member lain beberapa kali menggoda kami dan sukses membuatku tersipu malu dan membuat wajahku memerah.

Selepas latihan, kami semua mampir ke kedai dekat tempat latihan. Di sana kami juga mengobrol tentang banyak hal dan juga bercanda. Kebersamaan ini terasa sangat hangat.
“hei, hei tau tidak? Kalau aku perhatikan, selama latihan tadi Min Young-ssi selalu menatap Tao tanpa henti looh!” Celetuk namja yang kalau tidak salah bernama Baekhyun.
“Jinjja? Waaahh tanda-tanda apa tuh?” tambah Chanyeol.
Mendengar ini aku benar-benar malu sekali. Bagaimana ia bisa tau dan dengan santainya menceritakan hal ini pada yang lain?
“aahh.. aniya~ ada aja saja kau ini?” timpal ku.
“geojitmal! Itu muka mu uda merah” celetuk Xiumin.
“heeeei!!” Teriak Tao.
“Sudah-sudah kalian ini mau sampai kapan menggoda Tao dan Min Young-ssi? Kasian loh, kalian ini” potong Kris.
“Habisnya seru sih menggoda mereka. Ahahahaa. ” Balas Sehun si magnae.
“Mianhaeyo.. kau pasti tidak nyaman mendengarnya. Tapi aku yakin mereka hanya bercanda kok. Jadi jangan di ambil hati, ne?” bujuk Suho dengan ke-angel-annya.
“ahahah gwaenchana. Aku tidak marah kok” jawab ku.
“Tuh kan noona tidak marah~” sambung Sehun dengan puppy eyes-nya.
“Sehuna! Kau ini!” Marah namja cantik bernama Luhan sambil menjewer (?) kuping Sehun.
“Ampun Luhan Hyung” dan semua member pun tertawa.
Makan malam saat itu berakhir dengan indah.

“Kamsahamnida sudah diizin kan bertemu kalian, melihat kalian berlatih dan juga makan malam bersama kalian. Maaf aku sudah mengganggu rutinas kalian hari ini” terimakasihku pada mereka.
“aniya aniya.. gwaenchayo...” Jawab semua member.
“Kami senang kau sudah mau datang dan bertemu kami. Mian kalo perkataan kami ada yang kurang berkenan.” Sambung Suho.
“Aniya Suho-ssi. Aku yang harusnya minta maaf sudah mengganggu kalian. Hehehe”
“Lain kali kau harus berkunjung lagi. Member yang lain pasti akan senang dan juga Tao tentunya. Ia pasti akan lebih bersemangat untuk berlatih. Hahaha” Tambah Lay.
“Lay gege~” Potong Tao dengan malu-malu.
“oiya oiya! Noona! Kau juga harus datang ke showcase kami. Rugi dong kalo uda liat kita latihan tapi tidak lihat saat finalnya? Kalau album kita uda keluar, nanti juga kita akan kasi gratis plus tanda tangan kami! Hahaha” Ajak Kai.
“ne.. aku pasti akan datang kalau tidak ada halangan. Hahahaha. Akan kutunggu album kalian. Aku pasti akan senang menerimanya!”
“Tao, antarkan Min Young-ssi pulang. Sudah malam, bahaya seorang yeoja pulang sendiri malam-malam.” Perintah Kris.
“Ne, jangan kunci pintu dormnya. Aku antarkan Min Young dulu. Annyeong~”
“annyeong semuanya.. neomu neomu kamsahaminida.. Jaljayo.. sampai ketemu lain waktu”
“annyeong~ hati-hati dijalan!” balas semua member. Aku dan Tao pun pergi meninggalkan mereka.

Dalam perjalanan pulang..
“bagaimana? Neon joahyo?” Tanya Tao.
“ne! Neomu neomu joahyo! Mereka sangat friendly. Meskipun pada awalnya ada yang terlihat arrogant, tapi aslinya ramah sekali. Hahaha gomawo Tao”
“cheonmane.. hhmmm, geurae.. mungkin ini pertanyaan bodoh, geundae aku ingin mengetahuinya sebelum kepala ku meledak memikirkannya.”
“eh? Mwonde?”
“Adakah member yang menarik perhatianmu saat melihat kami latihan tadi?”
“eh? Hmmmmm... kau mau jawaban jujur atau bohong?”
“ya! Tentu saja jujurlah! Kau ini..”
“hahahaha..”
“ayo jawab~”
“ne!”
“mworago?”
“ne, ada member yang sangat sangat sangat sangat menarik perhatianku..”
“eh? Nu, nugu ya?”
“Kau...” jawabku seraya menundukkan wajahku karena tidak ingin wajahku yang sedang memerah ini terlihat olehnya.
“e, eh? Nan? Ji, Jinjjayo??”
“ne! Untuk apa aku harus berbohong? Hahaha” jawabku yang tanpa sadar mempercepat jalanku dan tak sengaja tersandung batu dan hampir saja jatuh. Namun sebuah tangan menarik dan membawaku kepelukannya sebelum aku terjatuh ke trotoar.
DEG!!
“ya! Kau ini hati-hati dong kalau jalan. Aku tau kau salting (?) tapi kau harus tetap hati-hati. Hahaha”
“yaa! Kau ini!” kataku seraya mempoutkan bibirku dan melepaskan pelukannya. Namun tangan itu berhasil menarikku lagi. Lalu ia meletakkan tangannya di bahuku.
“malam ini dingin. Kau juga tidak menggunakan jaket yang tebal. Mendekatlah padaku agar kau hangat”
DEG!! Demi apapun! Apa maksud semua ini?? Mengapa ia sampai melakukan hal ini padaku? Aigoo~ jantungku berdebar tak karuan. Jangan sampai penyakit kambuh hanya karna ini..
“g,gomawo Tao..” jawabku dengan terbata saking malu dan paniknya. Kami pun melanjutkan dalam posisi seperti ini sambil terus ngobrol dan bercanda. Berada dalam dekapannya terasa hangat sekali. Aroma tubuhnya tercium jelas di hidungku. Raut wajahnya bisa ku lihat dengan jelas. Wajahnya yang memerah hampir tidak terlihat oleh gelapnya malam, tapi aku juga bisa merasakan kalau dia sama gugupnya denganku. Andai waktu bisa berhenti, aku masih ingin merasakan ini lebih lama lagi. Aku sudah jatuh hati pada seorang Tao.

Saking menikmatinya suasana ini, tau-tau kami sudah tiba di depan rumahku.
“Gomawo Tao sudah mengantarkan ku pulang, sampai kau terlambat pulang.”
“cheonmane.. kkaja cepat masuk rumah. Aku tidak mau kau jatuh sakit. Salam untuk eomma dan appamu, ne?”
“ne. Kau hati-hati dijalan pulang nantinya. Jaljayo. Tidur yang nyenyak.” Pamitku lalu aku pun berjalan.
“Chankamman!” Teriak Tao.
“ne? Waeyo?”
“eh? A, aniya. Opseoyo.. Aku pergi dulu!” pamitnya seraya berlari kecil menjauhi rumahku. Aneh.

HUANG ZI TAO’s POV
‘Hwang Min Young. Saranghamnida. Nae yeoja chingu ga dwaeyo jullae?’ AISSH!! Huang Zi Tao! Bodoh sekali dirimu? Mengapa ngomong gitu aja tidak bisa, eoh?? Aish! Jinjja ppabo ppabo ppaboya! Selama perjalanan pulang aku merutuki diriku sendiri? Betapa pengecutnya aku tidak berani mengatakannya pada Min Young. Ya, aku begitu takut kalau-kalau pernyataanku ini akan ditolak mentah-mentah dan selanjutnya ia akan membenci dan menjauhiku. Aku terlalu takut sampai-sampai menyatakannya saja tidak bisa. Sampai kapan kau akan memendam perasaanmu ini Huang Zi Tao? Kau tau kan kau sudah memendam perasaan ini bahkan sejak kau belum mengerti benar betul apa itu cinta. Kau harusnya bersyukur sudah dipertemukan lagi dengannya dan mempergunakan kesempatan yang ada ini, tapi ka malah menyia-nyiakannya. Huang Zi Tao! Kau harus segera menyatakannya segera, atau kau akan menyesal untuk kedua kalinya dan untuk selamanya.

Sesampainya di Dorm..
“Bagaimana? Sudah kau katakan padanya?” kata seorang tepat setelah aku menyalakan lampu.
“whoaa! Ya! Kris gege! Kau mengagetkanku! Kenapa kau berdiri sendirian dalam kegelapan gini eoh?”
“tidak usah mengalihkan topik pembicaraan. Jawab dulu pertanyaanku. Sudah kau katakan padanya belum?”
“ehem.. belum”
“Tsk, Terserah apa yang mau kau lakukan. Yang jelas aku tidak mau kau menyesal pada akhirnya. Dan bisa aku lihat jelas, dia juga menunggumu.”
“eh? Apa maksud gege?”
“sudah lah aku mau tidur. Kau cepat kunci pintunya dan pergilah tidur. Jadwal latihan padat menunggu kita esok hari.”
“ya! Kris ge! Jawab dulu pertanyaanku! Jangan buat aku penasaran!” namun Kris gege tak goyah. Hanya membalasku dengan lambaian tangan sambil terus berjalan. Menungguku? Mungkinkah?

HWANG MIN YOUNG’s POV
Hari itu adalah pertama kalinya aku bertemu dengan teman-teman segrup Tao. Ya mereka memang seru dan enak diajak berteman. Aku penasaran bagaimana jadinya nanti saat mereka tambil di atas panggung. Setelah pertemuan itu, aku dan Tao jarang untuk bisa bertemu, karena sepertinya jadwal latihan Tao semakin hari semakin padat. Namun kami tetap menjalin komunikasi dengan baik. Terkadang kami melakukan komunikasi dengan video message dan teman-teman Tao yang lain juga ikut bergabung dengan kami. Rasanya ingin sekali bertemu dengan mereka lagi. Namun, aku lebih ingin bertemu Tao. Ya, sudah lama aku tidak melihat wajahnya secara langsung, sejak ia melakukan sesuatu usai kunjunganku ke tempat laithan Tao. Sungguh sulit dipercaya bahwa ia merangkulku di tengah dinginnya malam. Aku rindu kehangatan yang ia bawa.

Tao sibuk, begitu pula dengan aku. Menjelang tengah semester ini, tugas semakin lama menjadi semakin menggila. Mati satu tumbuh satu. Tumbuh satu, tumbuh juga yang lain. Di tambah lagi, meskipun aku tengah menduduki bangku kelas tiga, tapi aku masih berkesempatan menjadi koordinator acara festival budaya di sekolahku. Yah, kegiatan ini cukup menguras tenaga ku dan mengurangi waktu istirahatku. Alhasil, penyakitku ini jadi semakin sering kambuh. Tak jarang aku mengalami sesak napas lebih dari sekali dalam sehari. Dan dada kiri ku lebih sering nyeri, karena sepertinya kondisi jantungku sedang tidak dalam keadaan prima karena aku sering mengerjakan aktifitas lebih berat dari biasanya. Ya, hal seperti ini sudah kerap kali ku alami. Keluar masuk rumah sakit. Mulai dari smp sampai sekarang. Sedangkan waktu aku masih kecil tidak seperti sekarang. Obat? Tiada hari tanpa obat bagiku. Begitu juga untuk pergi ke dokter dan memeriksa keadaanku. Terkadang aku pulang dengan wajah ceria, kadang pulang dengan wajah kecewa. Tapi aku tetap bersyukur karena jantungku masih berdetak sampai sekarang, dan aku masih bisa menjalani hidup meskipun dengan akses yang terbatas. Meskipun keadaanku seperti ini, aku tidak akan pernah berhenti untuk berjuang.

Pagi ini aku baru saja selesai cek kesehatan di rumah sakit temoat dokter Sungmin bekerja. Dan seperti kuduga, kesehatanku sedang tidak baik. Terlalu capek, kurang istirahat, makan tidak teratur, dan kadang lupa minum obat. Dan bagi ini entah kenapa aku bangun dengan kepala pusing, muntah, dan yang bikin runyam adalah sesak napas ini kambuh. Yah, dokter Sungmin tau itu dan tidak heran dengan kejadian ini. Ia sangat-teramat menyarankanku untuk istirahat, rajin makan, rajin minum obat dan tidak terlalu lelah. Dan dokter Sungmin juga tau bahwa aku tidak akan serta merta melakukan semuanya. Tapi ini semua demi kesehatan ku sendiri. Mau tidak aku harus melakukannya.

Walau kesehatanku sedang tidak fit dan eomma appa melarangku untuk pergi kesekolah, aku tetap bersikeras untuk sekolah. Hari ini, beberapa kesibukan menungguku. Dua ujian, sekolah sampai jam dua siang, mengumpulkan tugas, tugas dari dua guru untuk tiga hari lagi, rapat kepanitian dan sorenya aku aku akan bertemu dengan Tao setelah beberapa saat tidak bertemu. Iya, aku sangat sangat sangat merindukannya. Aku sangat ingin bertemu dengannya. Ya Tuhan, tolong jangan bertambah parah sakitku untuk hari ini. Aku ingin bersamanya.

Satu persatu semua sudah terlewati. Lelah, sangat melelahkan! Rasanya aku sudah tidak kuat lagi menghadapi ini semua. Tapi ya, aku harus tetap berjuang. Hari ini aku sudah makan, minum obat dan minum vitamin. Pasti akan baik-baik saja. Tao memberiku kabar bahwa ia sudah sampai di depan sekolah. Maka secepat yang aku bisa aku pun segera menghampirinya.
DEG!!
Belum sampai aku dihadapannya, aku menghentikan langkahku. Ya, rasa sakit ini datang lagi. Sejenak aku diam dan mengistirahatkan badanku. Begitu rasa sakit itu hilang, perlahan aku berjalan menemui Tao.
“Tao”
“eoh, kau sudah datang?”
“lama menunggu ya? Yakin tidak apa-apa kau menemuiku ditengah kesibukanmu? Minggu depan kau showcase kan?”
“aniya tidak lama kok. Gwaenchana, aku sedang butuh udara segar dan aku ingin mencarinya bersamamu” katanya sambil mengusap kepalaku.
Kami pun berjalan menyusuri sepanjang jalan menuju sebuah kedai bubble tea rekomendasi dari Sehun dan Luhan  kepada Tao. Namun, kenapa badan ini terasa begitu berat? Kepala ku pusing dan napasku tidak karuan.
“oiya, ini tiket showcaseku. Kau harus datang yaa” katanya sambil menyodorkan tiket itu padaku
“Min Young-ahh.. kau tidak apa kan? Wajahmu kenapa pucat begitu?” tanya nya dengan nada khawatir.
Bruuuukk!
“ya! Min Young-ahh! Gwaenchana? Apa yang terjadi? Mana yang sakit?” tanya panik.
Gawat udara yang masuk kelubang hidungku tidak bisa selancari biasany dan rasa nyeri di dada kiri ku semakin lama semakin sakit. Ya Tuhan tolong kuatkan hamba~

HUANG ZI TAO’s POV
“Ya, Min Young-aah bertahanlah! Kau susah bernapas? Kau, kau bawa obatnya kan? Dimana? Di tas mu?” tanyaku padanya dan ia membalasnya dengan mengangguk.
Ya Tuhan apa yang terjadi ini? Mengapa dia bisa seperti ini? Kurogoh tasnya dan kutemukan obat penghilang rasa sesak itu. Ku bantu ia menggunakannya namun sepertinya tak terlalu berpengaruh untuknya. Beruntunglah ada taksi yang lewat. Segeralah kucegat, dan ku bopong Min Young ke dalam taksi tersebut.
“Ke rumah sakit terdekat pak! Ku mohon! Menyertirlah dengan cepat!
“ Baik tuan!”
“bertahanlah Min Young-aah” Kataku padanya.
Ku sandarkan kepalanya ke pundakku dan ku usap perhalahan keringat dingin yang mulai bercucuran darinya. Dan saat itu pula, dari dalam tas Min Young, menyembul keluar sebuah kertas, sejenis catatan kesehatan. Rumah Sakit Sehat. Dr Sungmin?
“Ahjussi! Bawa taksi ini ke rumah sakit sehat! Ppali!!!”

Begitu sampai dirumah sakit, aku langsung mencari dr Sungmin. Beruntung dokter itu sedang ada di ruang kerjanya. Segera Min Young di bawa ke UGD dan mendapatkan tindakan. Aku menunggunya diluar den segera memberi tau keluarganya. Ya Tuhan, sebenarnya ada apa ini?
Beberapa menit kemudian, dr Sungmin keluar dan memberitahukan keadaan Min Young.
“dokter, bagaimana keadaannya?”
“syukurlah dia baik-baik saja dan cepat dibawa kemari. Tapi dia harus dirawat beberapa hari sampai pulih sepenuhnya. Aissh.. padahal sudah ku minta untuk isitirahat karena kondisinya sedang tidak bagus dan agar sakitnya tidak kambuh, tapi ia tidak mengindahkannya. Sampai akhirnya jadi begini. Bagaimana kau bisa langsung mengantarnya ke rumah sakit ini dan mecari ku?”
“eh? Oh, iya tadi dari tasnya terlihat seperti catatan kesehatan yang terdapat cap rumah sakit ini dan tertulis nama dokter. Jadi langsung saja aku bawa kemari.”
“sudah kau hubungi orang tuanya?”
“ne..”
“kalau begitu baiklah. Aku tinggal dulu. Sebentar lagi dia akan dipindahkan ke kamar 804. Kau bisa menemuinya sekarang. Permisi.”
“chankammanyo!”
“ne?”
“Sebenarnya apa yang terjadi pada Min Young? Dia sakit apa?”
“eh? Kau tidak tau?”
“mollayo~”

TBC

Credit Photos : fyeahsment-exo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar