Other Cast : Park Sae Mi, Kwon Han Byul, Lee Ah Young, Kim Dong Wook
JUNG
NA RA’s POV
Hari
demi hari terus berlalu. Aku terus menjalani kehidupan perkuliahanku di
semester yang baru ini. Hal yang berbeda dari semester sebelumnya mulai
kurasakan. Ya, itu karena Hwang Hyuk Sang Kangsanim. Semenjak aku melihatnya
untuk pertama kali, aku tidak bisa mengalihkan pandanganku darinya. Sejak kejadian
saat pertama bertemu dikelas hari itu dan saat presentasi tugas waktu itu pula,
aku semakin tidak bisa berhenti memikirkannya. Entah perasaan apa ini, aku juga
tidak mengerti. Tingkah laku Hyuk Sang Kangsanim pun berbeda terhadapku.
Kerap kali saat kuliah, pandangan kami bertemu. Dan kemudian ia melayangkan
senyuman manisnya itu padaku. Seketika itu juga, waktu seakan berhenti. Aku
terpaku dibuatnya. Jantungku berdebar tak karuan. Yang dapat aku lakukan
hanyalah tersenyum malu merundukkan kepalaku.
Waktu
terus berjalan. Aku mulai terbiasa dengan kami yang saling memandang dan saling
senyum satu sama lain. Saat tidak sengaja bertemu diwilayah kampus seperti
lorong, depan kelas, atau kantin, kami pun saling bertegur sapa. Hyuk Sang Kangsanim
selalu tersenyum tipis sambil menatapku. Aku mulai menyadari perasaan apa yang
aku rasakan. Yeah, I’m falling for him. Jika tidak bertemu dengannya karena
tidak ada jadwal perkuliahannya, rasa ingin bertemu itu begitu besar. Tapi, aku
tidak tahu apa yang Hyuk Sang Kangsanim rasakan sebenarnya. Aku tidak bisa
membaca apa maksud perlakuannya selama ini. Apakah Hyuk Sang Kangsanim memang
orang yang seperti itu, apakah ia hanya memancing ku, apakah ia hanya
bermain-main saja, apakah ia memiliki rasa yang sama seperti ku, Apakah ia
memiliki niat jahat kepadaku? Andwae! Kemungkinan yang terakhir jangan sampai
terjadi.
~**~
Hari
ini aku kuliah seperti biasa, namun tidak ada jadwal mata kuliah Hyuk Sang
Kangsanim. Hmmm berarti hari ini aku tidak akan bertemu dengannya. Sedikit
sulit untuk bertemu bisa dengannya selain pada hari ia mengajar kelasku.
Gwaenchana-gwaenchana, masih ada hari esok!
“Na
Ra-aa, Ayo ikut aku ke ruangan Boo Young Kangsanim? Aku ingin membicarakan
tugasku yang bermasalah kemarin” ajak Sae Mi.
“Tugasmu
masih bermasalah? Geurae~ khaja!” yah siapa tahu aku bisa bertemu dengan Hyuk
Sang Kangsanim.
Kami
berjalan menyusuri jalanan menuju lorong kantor para Kangsanim. Semakin dekat
semakin berdebar jantungku. Mungkin kah kami bertemu?
Sampailah
kami di depan ruangan Boo Young Kangsanim.
“Kau
yakin tidak ikut masuk?”
“Eoh~
kau saja yang masuk. Kan tidak enak aku hanya diam saja disana karena tidak ada
kepentingan. Aku tunggu di depan saja yaa”
“Geurae~
chankaman gidarilke~”
Sae
Mi masuk ke ruangan Boo Young Kangsanim. Tinggallah aku sendiri di depan
ruangannya. Aku duduk di kursi tunggu yang berjajar rapi di depan ruangan Boo
Young Kangsanim. Duduk termenung sendiri sambil sesekali menoleh ke arah
ruangan Hyuk Sang Kangsanim, berharap ia keluar dari ruangannya, dan kami
bertemu kembali disini. Namun, batang hidungnya tak kunjung terlihat hingga Sae
Mi sudah menyelesaikan urusannya dengan Boo Young Kangsanim.
“Sudah
selesai?”
“Eoh,
ternyata beliau sudah menerima email tugas yang aku kirimkan namun lupa untuk membalas
pesanku. Khaja kita kembali ke kelas. Sebelum Dae Sung Kangsanim memulai
perkuliahannya!”
“khaja!”
jawabku seraya bangkit dari tempat dudukku.
Seperti
sebelumnya, kami menyusuri jalanan menuju kelas dengan saling bercerita satu
sama lain. Saat aku lihat ke depan, berdirilah seorang Hyuk Sang Kangsanim yang
sedang berjalan, baru saja selesai menyusuri anak tangga yang berada tak jauh
di depan kami. Pandanganku dan Hyuk Sang Kangsanim bertemu kembali. Cerita yang
sedang Sae Mi ceritakan padaku, seakan tak terdengar pada ku. Seluruh tubuhku
hanya berfokus pada Hyuk Sang Kangsanim yang saat ini jaraknya semakin dekat
dengan kami. Jantungku berdebar semakin kencang pula. Dan saat jarak kami sudah
dekat…
“Annyeonghaseyo
Hyuk Sang Kangsanim!” Sapa Sae Mi.
“Ne..”
jawab Hyuk Sang Kangsanim seraya tersenyum lembut dan tetap menatapku. Akupun
membalas senyumannya itu.
Saat
aku dan Hyuk Sang Kangsanim benar-benar berpas-pasan, aku berada tepat
disampingnya. Dan saat itu juga, tangan kami tidak sengaja saling bersentuhan.
Dan tanpa kusadari, tanganku diraih olehnya. Perlahan-lahan ditariknya
kebelakang, digenggamnya, dan kemudian dilepaskannya. Aku pun membatu, terdiam
meninggalkan Sae Mi yang berjalan di depan sana. Tadi itu… apa? Apa yang baru
saja terjadi? Hyuk Sang Kangsanim meraih tanganku? Digenggamnya? Apa maksudnya?
Ada apa? Apa itu?
“Ya,
Na Ra-aa~ gwaenchana?”
“Eh?
Ah? Eoh~ na gwaenchana~” jawabku terbata-bata
“Jinjja?
Kau kelihatan aneh…”
“eoh~
khaja kita harus segera ke kelas sebelum Dae Sung Kangsanim” ajak ku seraya
menarik lengan Sae Mi
“yaaa~
niga wae? Kau aneh aahh. Pelan-pelan doong! Yaaaa!”
Ige
mwoyaaa~
~**~
HWANG
HYUK SANG’s POV
“MWORAGO?”
Teriak Ah Young dan Dong Wook.
“KAU
MENYUKAI MAHASISWI MU SENDIRI?” Tambah Ah Young.
“YA!
NEON MICHYEOSSEO?” tambah Dong Wook
Dua
orang ini adalah sabahat baik ku Lee Ah Young dan Kim Dong Wook. Kami bertiga
sering sekali pergi bersama, saling cerita satu sama lain, dan melakukan banyak
hal bersama. Kami saat ini berada disebuah café. Ya, kami sering kumpul dan
ngobrol di café ini. Dan baru saja, aku bercerita pada mereka bahwa aku sedang
menyukai mahasiswa bernama Na Ra dan mununjukkan fotonya pada mereka. Bukan
main shocknya mereka.
“ya
ya, kalian ini jangan teriak-teriak seperti itu. Tempat umum ini!” pinta ku
“JAWAB
DULU PERTANYAAN KAMI!” Teriak mereka secara bersamaan.
“Aish~
Eoh! Na joha! Wae?!”
“Heol!”
jawab mereka.
“wae?
Na motae?”
“motaeso!
Bagaimana ceritanya? Kalian ini beda berapa tahun? Apa kata orang nanti?”
“Dong
Wook-aa, soal umur tak jadi masalah asalkan kau benar-benar mencintainya dan
berusaha sekeras mungkin untuk membahagiakannya dan membuktikan bahwa kau
benar-benar mencintainya” jawabku.
“geundae,
kenapa harus mahasiswi? Sekian banyak yeoja yang sebaya dengan mu, mengapa kau
tak memilihnya? Mengapa harus mahasiswi ini? Apa yang kau suka darinya?” Tanya
Ah Young
“ireumeun
Na Ra-aa! Jung Na Ra! Kau kira cinta itu bisa pilih-pilih? Na do molla! Perasaan
itu tiba-tiba saja datang, tanpa permisi maupun Ritting semacam mobil. Dia
terlihat begitu cantik dimataku. Dia baik pada teman-temannya. Reputasi
akademiknya juga bagus sejauh aku lihat. Mungkin dia tidak sesempurna
yeoja-yeoja seumuran diluar sana. Tapi yang jelas aku menyukainya.”
“Kau
ini terlalu banyak dan terlalu lama memilih, lalu ternyata malah jatuh hati
pada mahasiswi. Aku tidak mengerti jalan pikiranmu! Lalu untuk apa pencarianmu
selama ini?” celetuk Dong Wook.
“na
joha~ neomu neomu neomu joha! Kau tidak tahu bagaimana yang ku rasakan,
ekspresinya saat dia malu, makin membuatku untuk semakin menarik perhatiaanya”
“lalu,
siapa saja yang sudah tau?” tanya Ah Young.
“Eobseo.
Hanya kalian.”
“Na
Ra sendiri sudah tau?”
“Bagaimana
ceritanya dia bisa tahu? Kau ini ada-ada saja Ah Young. Dia belum tau apa-apa,
dan aku juga tidak tahu bagaimana perasaan dia sebenarnya. Aku juga tidak
mungkin bertanya pada teman-temannya juga kan. Yang jelas adalah selama aku
memancingnya, dia selalu memberikan respon yang baik. Berarti itu pertanda
baik. hahahaha”
“Kalau
dia tidak menyukaimu bagaimana?”
“kau
ini pesimis sekali Ah Young! Entahlah tapi perasaanku berkata bahwa ia memilik
rasa yang sama denganku. Dan kalau dia memang tidak menyukaiku, aku akan
membuat dia menyukaiku apapun yang terjadi”
“huh,
percaya diri sekali kau!” celetuk Dong Wook.
“ya!
Kalian! Dukunglah sedikit temanmu ini. Apa kalian tidak mau melihat temanmu
yang sudah lama hidup dalam kesendirian ini merasakan kebahagiannya sedikit?”
“Terserah
kau sajalah!” jawab Ah Young.
“Oh!
Aku minta tolong pada kalian. Jaga rahasia ini ya? Aku tidak mau banyak orang
yang tau. Aku takut akan mengusik kehidupan Na Ra. Aku tidak mau dia
kenapa-kenapa karena aku.”
“kalau
kau patah hati nantinya jangan lari ke kami!”
“Ya!
Dong Wook-aa jahat sekali kau! Aissh! Geunyang beogeo!”
Kedua
sahabatku ini benar-benar tidak ingin mendukungku. Jahat sekali. Namun karena
mereka juga aku jadi berpikir, apakah mungkin seorang mahasiswi seperti dia
bisa jatuh hati pada kangsanimnya sendiri? Hanya bisa berharap, berusaha dan
berdoa. Semoga aku bisa mematahkan keraguan mereka bahwa aku, Hwang Hyuk Sang
mampu mengambil hati seorang mahasiswi berbama Jung Na Ra.
Makan
malam itu kami lewati sambil bercerita dan bersenda gurau bersama, hingga tak
terasa hari semakin malam. Dan sudah waktunya kami untuk pulang. Setelah
membayar makanan, kami segera beranjak ke parkiran mobil, mengendarai mobil
kami masing-masing lalu pulang.
“Annyeong!
Naeilboja~” kataku pada mereka.
“Eoh~
Annyeong!” Jawah Ah Young sambil tersenyum.
“Kha!
Pulang sana, jangan mampir ke tempat lainnya. Hahha”
“Aish..
jinjja!”
Aku
melesat mengendarain mobilku. Ingin cepat pulang dan bertemu dengan kasurku
yang nyaman. Malam itu malam yang dingin, karena ternyata tadi baru saja turun
hujan. Jalan raya terlihat becek dan licin. Kususurin jalan raya ini sambil
menikmati jalanan basah dan becek itu. Ku kendarai pelan-pelan mobil agar tidak
terjadi kejadian yang tidak diinginkan, sambil sesekali menoleh ke kanan kiri
jalan. Banyak orang-orang yang menggunakan coat maupun payung. Kasian sekali
mereka yang harus pulang menggunakan angkutan umum. Disamping tidak nyaman,
mereka juga harus menunggu sampai angkutan umum itu datang.
Aku
menyetir sampai aku mendekati sebuah halte bis yang tidak terlalu ramai oleh
orang. Dan diantara orang-orang tersebut, aku melihat sesosok orang yang sangat
aku ingin temui saat ini sedang duduk di tempat duduk yang disediakan Halte
Bis.
~**~
JUNG
NA RA’s POV
Hari
ini turun hujan. Sangat lebat. Karena menunggu hujan untuk sedikit reda, aku
harus pulang semalam ini. Ya meskipun, memang ada kerjaan di kampus, tapi
karena menunggu hujan sedikit reda, aku harus pulang semalam ini. Aku memang
membawa payungku, tapi kalau pulang hujan-hujan aku tak mau. Bahkan sampai aku
ada di halte bis ini, hujan masih saja turun walau tinggal gerimisnya saja. Aku
termenung sambil menunggu bis jurusan daerah rumahku. Mengamati orang-orang
yang berlalu lalang didepan halte, memandangi mobil dan kendaraan-kendaraan
lainnya yang berjalan di depan halte. Sampai malampun, jalanan ini tidak sepi
dari orang-orang yang melintasinya. Aku terlalu terfokus memandangi jalanan
depan Halte, hingga tidak sadar ada seseorang yang tiba-tiba saja
menghampiriku.
“Jung
Na Ra?”
“oh! H-Hyuk
Sang Kangsanim annyeonghaseyo!” Itu Hyuk Sang Kangsanim kyaa Ottoke~
“Kau
sendirian menunggu bis?”
“N-Ne,
teman-teman saya tadi sudah mendapat bis duluan. Daerah rumah kami
berbeda-beda”
“Wah
sudah jam segini juga, ayo Kangsanim antarkan saja. Bahaya juga jam segini
masih diluar rumah.”
“eh?
A-Andwaeyo! Nanti merepotkan Kangsanim. Kangsanim kan pasti dari menyelesaikan
urusan di kampus dan juga lelah. K-kalau harus mengantarkan saya dulu, nanti
kangsanim pasti semakin lelah dan malam pulangnya”
“Aish~
Gwaenchana! Jinjjayo! Besok kan hari libur. Banyak waktu untuk istirahat.
Khaja!”
Aaaa
ottoke?? Aku pulang bersama Hyuk Sang Kangsanim! Is it a real? Bagaimana ceritanya
dia menemukanku yang ada dihalte? Di halte kan banyak orang! Tidak apa kah ini?
Bagaimana kalau ada mahasiswa lain yang melihat? Gwaenchana~ gwaenchana~ semua
pasti baik-baik saja. Yang penting adalah, siapkan dirimu Jung Na Ra! Kau akan
semobil, berdua, hanya berdua dengan Hyuk Sang Kangsanim yang kau sukai! Jangan
sampai melakukan hal bodoh. Harus tenang tenaang dan Tenang.
Aku
pun naik ke mobilnya. Hyuk Sang Kangsanim membukakan pintu mobil untukku. Aku
tersipu malu dibuatnya. Ia pun kemudian masuk ke dalam kursi kemudinya, dan
melesatkan mobil ke jalanan yang masih tergenang oleh air sisa hujan tadi. Pada
awalnya kami masih saling terdiam. Aku hanya duduk sambil menatap jalanan dari
kaca mobil. Jantungku berdebar dengan kerasnya. Pikiranku melayang ke banyak
hal, antara senang karena bisa diantara pulang hanya berdua dengan orang yang
aku sukai, dan takut bahwa ternyata Hyuk Sang Kangsanim adalah orang yang
bermaksud jahat padaku. Namun pada akhirnya Hyuk Sang Kangsanim memecah
kesunyian diantara kami.
“Kau
selalu pulang sendirian?”
“Eh?
N-Ne~ Sebenarnya saya dan dua orang teman saya selalu pulang bersama. Namun
hanya sampai halte saja karena arah rumah kami berbeda-beda. Kebetulan tadi bis
jurusan rumah kedua teman saya sudah datang duluan. Jadi tinggallah saya
sendirian di halte.”
“Kau
tidak takut?”
“Takut
tidak takut, saya harus menjalani ini semua”
“Namja
Chingu mu tidak mengantarkanmu?”
“Hehehe
Namja chingu eobseoyo, Kangsanim”
“Ah..
~”
“K-Kangsanim
sendiri jam segini baru pulang?”
“Tadi
saya mampir dulu makan bersama dengan teman-teman. Lalu mengobrol bersama. Jadi
ya baru pulang jam segini”
“Ah..~
oh Iya Hyuk Sang Kangsanim. Sekali lagi maaf sudah merepotkan Kangsanim.”
“Eiyh~
gwaenchana. Lagi pula aku tidak ingin mahasiswaku kenapa-kenapa”
“J-Jeongmal
kamsahamnida Hyuk Sang Kangsanim”
“Ne~
hehehe”
Ahhhh
aku tidak salah bicara kan? Tidak kaan? Aahhh Na michyeosseo!! Sepanjang
perjalanan kami berbicara tetang hal-hal ringan seperti bagaimana kuliahku,
kesan pesan selama perkuliahan, hobi, kesukaan, cerita tentang kangsanim yang
ada di kampus dan lain-lain, hingga tak terasa sedikit lagi kami akan tiba di
gang tempat rumahku berada.
“Hyuk
Sang Kangsanim~”
“Ne?”
“turunkan
aku didepan gang rumah saja”
“Eh?
Geundae wae?”
“Tidak
enak sama orang rumah. Nanti kesannya bagaimana begitu bagaimana bisa seorang
kangsanim bisa mengantar mahasiswanya, padahal saya sendiri dalam keadaan yang
baik-baik saja dan memungkinkan untuk pulang sendiri”
“Ah
Tidak apa-apa, nanti Kangsanim sekalian bertemu dan memberi salam pada orang
tuamu. Nanti saya bilang kalau kau pulang semalam ini dan ini berbahaya sekali
untuk yeoja sepertimu pulang sendiri, karena itulah saya antar”
“Andwaeyo
Kangsanim~ Saya turun didepan gang saja. Jinjjayo~”
“Benarkah
tidak apa? Tidak perlu saya memberi salam pada orang tuamu?”
“Jinjja
gwaenchanayo Kangsanim. Hujan juga sudah berhenti. Justru saya yang harus
berterima kasih”
“Geurae,
saya pinggirkan mobilnya dulu”
Hyuk
Sang Kangsanim segera memberhentikan mobilnya di pinggir jalan yang cukup teduh
dan tidak terdapat genangan air. Setelah berhenti, ia pun menoleh ke arahku.
“gang
ini benar tidak jauh dari rumah mu?”
“Ne
Kangsanim, ini sebentar lagi sudah dekat. Jeongmal kamsahamnida Kangsanim sudah
mengantarkan saya pulang”
“Hati-hati
jalan kerumahnya!”
“Ne,
Kangsanim juga hati-hati diperjalanan pulang ke rumah nanti”
“Tentu
saja!”
Aku
membuka pintu mobil dan keluar dari mobil. Sebelum menutup pintu, aku berbalik
untuk melihat Hyuk Sang Kangsanim dan membungkuk memberi salam. Hyuk Sang
Kangsanim membalasnya dengan anggukan kecil dan senyum tipisnya. Lalu ku tutup
pintu mobilnya. Tak lama, Kangsanim melesat meninggalkan ku, dan aku pun
berjalan kaki menuju rumahku tersayang.
~**~
JUNG
NA RA’s POV
Dddrrrrt
ddrrrt… suara getaran ini berasal dari Note3 ku. Siapa yang menghubungi ku pagi
hari seperti ini di hari libur? Ku ambil Note3 ku dan kulihat ternyata yang
datang adalah sebuah pesan singkat. Kubuka pesan singkat itu dan kulihat
pengirimnya. Sebuah nomor tak dikenal
“Selamat Pagi :) Ppali ireona~ ^^”
Katanya.
Siapalah yang mengirim pesan seperti ini. Kubalas saja dengan sederhana.
“Nuguseyo?”
Kukirim
pesanku. Sambil menunggu aku mengambil gelas air minum dan meneguknya.
Tiba-tiba pesan balasan datang.
“Hyuk Sang Kangsanim
^^”
“BBRRRUUUUSSS!!Uhuk
uhuk uhuk!! H-Hyuk Sang Kangsanim mengirimiku SMS dan mengucapkan selamat
pagi??? Heol!! Uhuk-ahuk”
Aku
tersedak dari minumku melihat ternyata yang mengirimiku pesan adalah Hyuk Sang
Kangsanim. Kyaaa ottoke?? Chankaman! Dia tau nomorku dari mana? Aku pun membalas
pesannya.
“Annyeonghaseyo Hyuk
Sang Kangsanim :) Kangsanim bisa tahu
nomor saya dari mana?” Sent.
Aku
menanti balasannya dengan berdebar-debar. Kyaa kenapa bisa jadi begini?!
Balasannya datang.
“Dari nomor telepon
yang kau tuliskan di sistem Cyber Course.
Senang bisa
berhubungan dengan mu ^^ Mulai sekarang kita bisa saling memberi kabar dari
sini :D
Fighting!” Balasnya
OMG!!
Dia mengajakku SMSan? Kyaaaa aku bisa selangkah lebih maju dengan Kangsanim!
Mungkinkah kami saling menyukai? Mungkinkah mungkingkah? Huaaaa ><
~**~
JUNG
NA RA’s POV
Sejak
hari itu kami saling bertukar pesan. Kadang lewat SMS terkadang juga melalui
Line.
“Selamat Pagi :D
Hap Hap ayo bangun dan segera berangkat ke kampus. Fighting ^o~”
“Ne Kangsanim,
Kangsanim juga segera berangkat. Hati-hati dijalan ^^”
“Bagaimana kuliah
hari ini? Apakah aku mengajar dengan baik?”
“Kuliah hari ini
seru sekali, terlebih lagi karena ada Kangsanim yang mengajar. Kkkk~”
“Kau sudah makan?
Ppali Beogeo \^o^/”
“Ne Kangsanim.. Ini
juga saya sedang makan dengan teman-teman. Kangsanim juga jangan sampai lupa
makan ^^”
“Kau ada tugas di
kampus malam ini? Ingat jangan pulang terlalu malam. Kangsanim tidak bisa
mengantarkanmu karena masih ada kerjaan di kampus T.T”
“Gwaenchanayo
Kangsanim. Saya pulang dengan teman-teman. Nanti jika sudah sampai, saya akan
memberi kabar pada Kangsanim ^^”
“Saya sudah sampai
dirumah. Kangsanim hwaiting! Pekerjaan pasti akan segera selesai”
“Yes Sir! Pasti
cepat selesai. Kau jangan lupa istirahat!”
“Aahh~ Hari ini saya
lembur karena ada tugas yang harus dikumpulkan besok dari Boo Young Kangsanim :( padahal saya sudah mengantuk”
“Fighting Fighting!
Pasti bisa selesai. Segera selesaikan supaya bisa segera istirahat ^^ Ayo
lembur bersama \^o^/”
“Jaljayo Hyuk Sang
Kangsanim (~^0^)~”
“Neo do~ Mimpi
indah Jung Na Ra :D”
Saling
bertukar pesan ini terus dan terus berlanjut, pagi siang sore dan malam. Saling
memperhatikan satu sama lain. Saat bertemu pun kami saling menyapa dan
tersenyum satu sama lain. Namun, ini adalah rahasia kami berdua. Tidak ada yang
lain yang mengetahuinya. Sae Mi dan Han Byul pun belum aku beritahu karena aku
belum siap dengan reaksi mereka. Aku takut mereka akan merasa aneh padaku
karena berhubungan dengan orang yang jauh lebih tua dan terlebih lagi adalah
kangsanim ku sendiri. Sehingga untuk sementara, aku menyembunyikan hal ini
kepada mereka.
~**~
Jung Na Ra’s POV
Siang itu , Aku, Sae Mi dan Han Byul pergi ke atap
Kampus untuk makan siang. Kebetulan hari itu kami janjian membawa bekal untuk
dimakan di atap. Hitung-hitung untuk refreshing di sela-sela pergantian mata
kuliah. Sesampaina disana, kami segera menyiapkan alas untuk kami duduk yang
dibawa ole Han Byul. Kuletakkan bekalku dan Note3 ku di alas tersebut. Segera aku
menuju pinggir gedung dan melihat pemandangan disekitarnya. Kuhirup dalam-dalam
udara segar disana. Meskipun siang hari, namun ada semacam pelindung diatas
sehingga kami tidak terlalu terkena panas.
“AAAHHHH enak sekali anginnyaaa” Teriakku sambil
menengadahkan kepalaku keatas
“Ya~ Na Ra-aa… Kau SMS-an dengan Hyuk Sang Kangsanim?”
Tanya Han Byul.
“M-mwo?”
~TBC~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar