Rabu, 29 Januari 2014

[Fiction] You Are My Kangsanim Part 3

Main Cast : Jung Na Ra, Hwang Hyuk Sang
Other Cast : Park Sae Mi, Kwon Han Byul, Lee Ah Young, Kim Dong Wook



JUNG NA RA’s POV

Hari demi hari terus berlalu. Aku terus menjalani kehidupan perkuliahanku di semester yang baru ini. Hal yang berbeda dari semester sebelumnya mulai kurasakan. Ya, itu karena Hwang Hyuk Sang Kangsanim. Semenjak aku melihatnya untuk pertama kali, aku tidak bisa mengalihkan pandanganku darinya. Sejak kejadian saat pertama bertemu dikelas hari itu dan saat presentasi tugas waktu itu pula, aku semakin tidak bisa berhenti memikirkannya. Entah perasaan apa ini, aku juga tidak mengerti. Tingkah laku Hyuk Sang Kangsanim pun berbeda terhadapku. Kerap kali saat kuliah, pandangan kami bertemu. Dan kemudian ia melayangkan senyuman manisnya itu padaku. Seketika itu juga, waktu seakan berhenti. Aku terpaku dibuatnya. Jantungku berdebar tak karuan. Yang dapat aku lakukan hanyalah tersenyum malu merundukkan kepalaku.


Waktu terus berjalan. Aku mulai terbiasa dengan kami yang saling memandang dan saling senyum satu sama lain. Saat tidak sengaja bertemu diwilayah kampus seperti lorong, depan kelas, atau kantin, kami pun saling bertegur sapa. Hyuk Sang Kangsanim selalu tersenyum tipis sambil menatapku. Aku mulai menyadari perasaan apa yang aku rasakan. Yeah, I’m falling for him. Jika tidak bertemu dengannya karena tidak ada jadwal perkuliahannya, rasa ingin bertemu itu begitu besar. Tapi, aku tidak tahu apa yang Hyuk Sang Kangsanim rasakan sebenarnya. Aku tidak bisa membaca apa maksud perlakuannya selama ini. Apakah Hyuk Sang Kangsanim memang orang yang seperti itu, apakah ia hanya memancing ku, apakah ia hanya bermain-main saja, apakah ia memiliki rasa yang sama seperti ku, Apakah ia memiliki niat jahat kepadaku? Andwae! Kemungkinan yang terakhir jangan sampai terjadi.
~**~

Hari ini aku kuliah seperti biasa, namun tidak ada jadwal mata kuliah Hyuk Sang Kangsanim. Hmmm berarti hari ini aku tidak akan bertemu dengannya. Sedikit sulit untuk bertemu bisa dengannya selain pada hari ia mengajar kelasku. Gwaenchana-gwaenchana, masih ada hari esok!
“Na Ra-aa, Ayo ikut aku ke ruangan Boo Young Kangsanim? Aku ingin membicarakan tugasku yang bermasalah kemarin” ajak Sae Mi.
“Tugasmu masih bermasalah? Geurae~ khaja!” yah siapa tahu aku bisa bertemu dengan Hyuk Sang Kangsanim.
Kami berjalan menyusuri jalanan menuju lorong kantor para Kangsanim. Semakin dekat semakin berdebar jantungku. Mungkin kah kami bertemu?

Sampailah kami di depan ruangan Boo Young Kangsanim.
“Kau yakin tidak ikut masuk?”
“Eoh~ kau saja yang masuk. Kan tidak enak aku hanya diam saja disana karena tidak ada kepentingan. Aku tunggu di depan saja yaa”
“Geurae~ chankaman gidarilke~”
Sae Mi masuk ke ruangan Boo Young Kangsanim. Tinggallah aku sendiri di depan ruangannya. Aku duduk di kursi tunggu yang berjajar rapi di depan ruangan Boo Young Kangsanim. Duduk termenung sendiri sambil sesekali menoleh ke arah ruangan Hyuk Sang Kangsanim, berharap ia keluar dari ruangannya, dan kami bertemu kembali disini. Namun, batang hidungnya tak kunjung terlihat hingga Sae Mi sudah menyelesaikan urusannya dengan Boo Young Kangsanim.
“Sudah selesai?”
“Eoh, ternyata beliau sudah menerima email tugas yang aku kirimkan namun lupa untuk membalas pesanku. Khaja kita kembali ke kelas. Sebelum Dae Sung Kangsanim memulai perkuliahannya!”
“khaja!” jawabku seraya bangkit dari tempat dudukku.

Seperti sebelumnya, kami menyusuri jalanan menuju kelas dengan saling bercerita satu sama lain. Saat aku lihat ke depan, berdirilah seorang Hyuk Sang Kangsanim yang sedang berjalan, baru saja selesai menyusuri anak tangga yang berada tak jauh di depan kami. Pandanganku dan Hyuk Sang Kangsanim bertemu kembali. Cerita yang sedang Sae Mi ceritakan padaku, seakan tak terdengar pada ku. Seluruh tubuhku hanya berfokus pada Hyuk Sang Kangsanim yang saat ini jaraknya semakin dekat dengan kami. Jantungku berdebar semakin kencang pula. Dan saat jarak kami sudah dekat…
“Annyeonghaseyo Hyuk Sang Kangsanim!” Sapa Sae Mi.
“Ne..” jawab Hyuk Sang Kangsanim seraya tersenyum lembut dan tetap menatapku. Akupun membalas senyumannya itu.
Saat aku dan Hyuk Sang Kangsanim benar-benar berpas-pasan, aku berada tepat disampingnya. Dan saat itu juga, tangan kami tidak sengaja saling bersentuhan. Dan tanpa kusadari, tanganku diraih olehnya. Perlahan-lahan ditariknya kebelakang, digenggamnya, dan kemudian dilepaskannya. Aku pun membatu, terdiam meninggalkan Sae Mi yang berjalan di depan sana. Tadi itu… apa? Apa yang baru saja terjadi? Hyuk Sang Kangsanim meraih tanganku? Digenggamnya? Apa maksudnya? Ada apa? Apa itu?
“Ya, Na Ra-aa~ gwaenchana?”
“Eh? Ah? Eoh~ na gwaenchana~” jawabku terbata-bata
“Jinjja? Kau kelihatan aneh…”
“eoh~ khaja kita harus segera ke kelas sebelum Dae Sung Kangsanim” ajak ku seraya menarik lengan Sae Mi
“yaaa~ niga wae? Kau aneh aahh. Pelan-pelan doong! Yaaaa!”
Ige mwoyaaa~
~**~

HWANG HYUK SANG’s POV

“MWORAGO?” Teriak Ah Young dan Dong Wook.
“KAU MENYUKAI MAHASISWI MU SENDIRI?” Tambah Ah Young.
“YA! NEON MICHYEOSSEO?” tambah Dong Wook

Dua orang ini adalah sabahat baik ku Lee Ah Young dan Kim Dong Wook. Kami bertiga sering sekali pergi bersama, saling cerita satu sama lain, dan melakukan banyak hal bersama. Kami saat ini berada disebuah café. Ya, kami sering kumpul dan ngobrol di café ini. Dan baru saja, aku bercerita pada mereka bahwa aku sedang menyukai mahasiswa bernama Na Ra dan mununjukkan fotonya pada mereka. Bukan main shocknya mereka.
“ya ya, kalian ini jangan teriak-teriak seperti itu. Tempat umum ini!” pinta ku
“JAWAB DULU PERTANYAAN KAMI!” Teriak mereka secara bersamaan.
“Aish~ Eoh! Na joha! Wae?!”
“Heol!” jawab mereka.
“wae? Na motae?”
“motaeso! Bagaimana ceritanya? Kalian ini beda berapa tahun? Apa kata orang nanti?”
“Dong Wook-aa, soal umur tak jadi masalah asalkan kau benar-benar mencintainya dan berusaha sekeras mungkin untuk membahagiakannya dan membuktikan bahwa kau benar-benar mencintainya” jawabku.
“geundae, kenapa harus mahasiswi? Sekian banyak yeoja yang sebaya dengan mu, mengapa kau tak memilihnya? Mengapa harus mahasiswi ini? Apa yang kau suka darinya?” Tanya Ah Young
“ireumeun Na Ra-aa! Jung Na Ra! Kau kira cinta itu bisa pilih-pilih? Na do molla! Perasaan itu tiba-tiba saja datang, tanpa permisi maupun Ritting semacam mobil. Dia terlihat begitu cantik dimataku. Dia baik pada teman-temannya. Reputasi akademiknya juga bagus sejauh aku lihat. Mungkin dia tidak sesempurna yeoja-yeoja seumuran diluar sana. Tapi yang jelas aku menyukainya.”
“Kau ini terlalu banyak dan terlalu lama memilih, lalu ternyata malah jatuh hati pada mahasiswi. Aku tidak mengerti jalan pikiranmu! Lalu untuk apa pencarianmu selama ini?” celetuk Dong Wook.
“na joha~ neomu neomu neomu joha! Kau tidak tahu bagaimana yang ku rasakan, ekspresinya saat dia malu, makin membuatku untuk semakin menarik perhatiaanya”
“lalu, siapa saja yang sudah tau?” tanya Ah Young.
“Eobseo. Hanya kalian.”
“Na Ra sendiri sudah tau?”
“Bagaimana ceritanya dia bisa tahu? Kau ini ada-ada saja Ah Young. Dia belum tau apa-apa, dan aku juga tidak tahu bagaimana perasaan dia sebenarnya. Aku juga tidak mungkin bertanya pada teman-temannya juga kan. Yang jelas adalah selama aku memancingnya, dia selalu memberikan respon yang baik. Berarti itu pertanda baik. hahahaha”
“Kalau dia tidak menyukaimu bagaimana?”
“kau ini pesimis sekali Ah Young! Entahlah tapi perasaanku berkata bahwa ia memilik rasa yang sama denganku. Dan kalau dia memang tidak menyukaiku, aku akan membuat dia menyukaiku apapun yang terjadi”
“huh, percaya diri sekali kau!” celetuk Dong Wook.
“ya! Kalian! Dukunglah sedikit temanmu ini. Apa kalian tidak mau melihat temanmu yang sudah lama hidup dalam kesendirian ini merasakan kebahagiannya sedikit?”
“Terserah kau sajalah!” jawab Ah Young.
“Oh! Aku minta tolong pada kalian. Jaga rahasia ini ya? Aku tidak mau banyak orang yang tau. Aku takut akan mengusik kehidupan Na Ra. Aku tidak mau dia kenapa-kenapa karena aku.”
“kalau kau patah hati nantinya jangan lari ke kami!”
“Ya! Dong Wook-aa jahat sekali kau! Aissh! Geunyang beogeo!”

Kedua sahabatku ini benar-benar tidak ingin mendukungku. Jahat sekali. Namun karena mereka juga aku jadi berpikir, apakah mungkin seorang mahasiswi seperti dia bisa jatuh hati pada kangsanimnya sendiri? Hanya bisa berharap, berusaha dan berdoa. Semoga aku bisa mematahkan keraguan mereka bahwa aku, Hwang Hyuk Sang mampu mengambil hati seorang mahasiswi berbama Jung Na Ra.

Makan malam itu kami lewati sambil bercerita dan bersenda gurau bersama, hingga tak terasa hari semakin malam. Dan sudah waktunya kami untuk pulang. Setelah membayar makanan, kami segera beranjak ke parkiran mobil, mengendarai mobil kami masing-masing lalu pulang.
“Annyeong! Naeilboja~” kataku pada mereka.
“Eoh~ Annyeong!” Jawah Ah Young sambil tersenyum.
“Kha! Pulang sana, jangan mampir ke tempat lainnya. Hahha”
“Aish.. jinjja!”
Aku melesat mengendarain mobilku. Ingin cepat pulang dan bertemu dengan kasurku yang nyaman. Malam itu malam yang dingin, karena ternyata tadi baru saja turun hujan. Jalan raya terlihat becek dan licin. Kususurin jalan raya ini sambil menikmati jalanan basah dan becek itu. Ku kendarai pelan-pelan mobil agar tidak terjadi kejadian yang tidak diinginkan, sambil sesekali menoleh ke kanan kiri jalan. Banyak orang-orang yang menggunakan coat maupun payung. Kasian sekali mereka yang harus pulang menggunakan angkutan umum. Disamping tidak nyaman, mereka juga harus menunggu sampai angkutan umum itu datang.

Aku menyetir sampai aku mendekati sebuah halte bis yang tidak terlalu ramai oleh orang. Dan diantara orang-orang tersebut, aku melihat sesosok orang yang sangat aku ingin temui saat ini sedang duduk di tempat duduk yang disediakan Halte Bis.
~**~

JUNG NA RA’s POV

Hari ini turun hujan. Sangat lebat. Karena menunggu hujan untuk sedikit reda, aku harus pulang semalam ini. Ya meskipun, memang ada kerjaan di kampus, tapi karena menunggu hujan sedikit reda, aku harus pulang semalam ini. Aku memang membawa payungku, tapi kalau pulang hujan-hujan aku tak mau. Bahkan sampai aku ada di halte bis ini, hujan masih saja turun walau tinggal gerimisnya saja. Aku termenung sambil menunggu bis jurusan daerah rumahku. Mengamati orang-orang yang berlalu lalang didepan halte, memandangi mobil dan kendaraan-kendaraan lainnya yang berjalan di depan halte. Sampai malampun, jalanan ini tidak sepi dari orang-orang yang melintasinya. Aku terlalu terfokus memandangi jalanan depan Halte, hingga tidak sadar ada seseorang yang tiba-tiba saja menghampiriku.
“Jung Na Ra?”
“oh! H-Hyuk Sang Kangsanim annyeonghaseyo!” Itu Hyuk Sang Kangsanim kyaa Ottoke~
“Kau sendirian menunggu bis?”
“N-Ne, teman-teman saya tadi sudah mendapat bis duluan. Daerah rumah kami berbeda-beda”
“Wah sudah jam segini juga, ayo Kangsanim antarkan saja. Bahaya juga jam segini masih diluar rumah.”
“eh? A-Andwaeyo! Nanti merepotkan Kangsanim. Kangsanim kan pasti dari menyelesaikan urusan di kampus dan juga lelah. K-kalau harus mengantarkan saya dulu, nanti kangsanim pasti semakin lelah dan malam pulangnya”
“Aish~ Gwaenchana! Jinjjayo! Besok kan hari libur. Banyak waktu untuk istirahat. Khaja!”

Aaaa ottoke?? Aku pulang bersama Hyuk Sang Kangsanim! Is it a real? Bagaimana ceritanya dia menemukanku yang ada dihalte? Di halte kan banyak orang! Tidak apa kah ini? Bagaimana kalau ada mahasiswa lain yang melihat? Gwaenchana~ gwaenchana~ semua pasti baik-baik saja. Yang penting adalah, siapkan dirimu Jung Na Ra! Kau akan semobil, berdua, hanya berdua dengan Hyuk Sang Kangsanim yang kau sukai! Jangan sampai melakukan hal bodoh. Harus tenang tenaang dan Tenang.

Aku pun naik ke mobilnya. Hyuk Sang Kangsanim membukakan pintu mobil untukku. Aku tersipu malu dibuatnya. Ia pun kemudian masuk ke dalam kursi kemudinya, dan melesatkan mobil ke jalanan yang masih tergenang oleh air sisa hujan tadi. Pada awalnya kami masih saling terdiam. Aku hanya duduk sambil menatap jalanan dari kaca mobil. Jantungku berdebar dengan kerasnya. Pikiranku melayang ke banyak hal, antara senang karena bisa diantara pulang hanya berdua dengan orang yang aku sukai, dan takut bahwa ternyata Hyuk Sang Kangsanim adalah orang yang bermaksud jahat padaku. Namun pada akhirnya Hyuk Sang Kangsanim memecah kesunyian diantara kami.
“Kau selalu pulang sendirian?”
“Eh? N-Ne~ Sebenarnya saya dan dua orang teman saya selalu pulang bersama. Namun hanya sampai halte saja karena arah rumah kami berbeda-beda. Kebetulan tadi bis jurusan rumah kedua teman saya sudah datang duluan. Jadi tinggallah saya sendirian di halte.”
“Kau tidak takut?”
“Takut tidak takut, saya harus menjalani ini semua”
“Namja Chingu mu tidak mengantarkanmu?”
“Hehehe Namja chingu eobseoyo, Kangsanim”
“Ah.. ~”
“K-Kangsanim sendiri jam segini baru pulang?”
“Tadi saya mampir dulu makan bersama dengan teman-teman. Lalu mengobrol bersama. Jadi ya baru pulang jam segini”
“Ah..~ oh Iya Hyuk Sang Kangsanim. Sekali lagi maaf sudah merepotkan Kangsanim.”
“Eiyh~ gwaenchana. Lagi pula aku tidak ingin mahasiswaku kenapa-kenapa”
“J-Jeongmal kamsahamnida Hyuk Sang Kangsanim”
“Ne~ hehehe”

Ahhhh aku tidak salah bicara kan? Tidak kaan? Aahhh Na michyeosseo!! Sepanjang perjalanan kami berbicara tetang hal-hal ringan seperti bagaimana kuliahku, kesan pesan selama perkuliahan, hobi, kesukaan, cerita tentang kangsanim yang ada di kampus dan lain-lain, hingga tak terasa sedikit lagi kami akan tiba di gang tempat rumahku berada.
“Hyuk Sang Kangsanim~”
“Ne?”
“turunkan aku didepan gang rumah saja”
“Eh? Geundae wae?”
“Tidak enak sama orang rumah. Nanti kesannya bagaimana begitu bagaimana bisa seorang kangsanim bisa mengantar mahasiswanya, padahal saya sendiri dalam keadaan yang baik-baik saja dan memungkinkan untuk pulang sendiri”
“Ah Tidak apa-apa, nanti Kangsanim sekalian bertemu dan memberi salam pada orang tuamu. Nanti saya bilang kalau kau pulang semalam ini dan ini berbahaya sekali untuk yeoja sepertimu pulang sendiri, karena itulah saya antar”
“Andwaeyo Kangsanim~ Saya turun didepan gang saja. Jinjjayo~”
“Benarkah tidak apa? Tidak perlu saya memberi salam pada orang tuamu?”
“Jinjja gwaenchanayo Kangsanim. Hujan juga sudah berhenti. Justru saya yang harus berterima kasih”
“Geurae, saya pinggirkan mobilnya dulu”

Hyuk Sang Kangsanim segera memberhentikan mobilnya di pinggir jalan yang cukup teduh dan tidak terdapat genangan air. Setelah berhenti, ia pun menoleh ke arahku.
“gang ini benar tidak jauh dari rumah mu?”
“Ne Kangsanim, ini sebentar lagi sudah dekat. Jeongmal kamsahamnida Kangsanim sudah mengantarkan saya pulang”
“Hati-hati jalan kerumahnya!”
“Ne, Kangsanim juga hati-hati diperjalanan pulang ke rumah nanti”
“Tentu saja!”

Aku membuka pintu mobil dan keluar dari mobil. Sebelum menutup pintu, aku berbalik untuk melihat Hyuk Sang Kangsanim dan membungkuk memberi salam. Hyuk Sang Kangsanim membalasnya dengan anggukan kecil dan senyum tipisnya. Lalu ku tutup pintu mobilnya. Tak lama, Kangsanim melesat meninggalkan ku, dan aku pun berjalan kaki menuju rumahku tersayang.
~**~

JUNG NA RA’s POV

Dddrrrrt ddrrrt… suara getaran ini berasal dari Note3 ku. Siapa yang menghubungi ku pagi hari seperti ini di hari libur? Ku ambil Note3 ku dan kulihat ternyata yang datang adalah sebuah pesan singkat. Kubuka pesan singkat itu dan kulihat pengirimnya. Sebuah nomor tak dikenal

“Selamat Pagi :) Ppali ireona~ ^^”

Katanya. Siapalah yang mengirim pesan seperti ini. Kubalas saja dengan sederhana.

“Nuguseyo?”

Kukirim pesanku. Sambil menunggu aku mengambil gelas air minum dan meneguknya. Tiba-tiba pesan balasan datang.

“Hyuk Sang Kangsanim ^^”

“BBRRRUUUUSSS!!Uhuk uhuk uhuk!! H-Hyuk Sang Kangsanim mengirimiku SMS dan mengucapkan selamat pagi??? Heol!! Uhuk-ahuk”

Aku tersedak dari minumku melihat ternyata yang mengirimiku pesan adalah Hyuk Sang Kangsanim. Kyaaa ottoke?? Chankaman! Dia tau nomorku dari mana? Aku pun membalas pesannya.

“Annyeonghaseyo Hyuk Sang Kangsanim :) Kangsanim bisa tahu nomor saya dari mana?” Sent.

Aku menanti balasannya dengan berdebar-debar. Kyaa kenapa bisa jadi begini?! Balasannya datang.

“Dari nomor telepon yang kau tuliskan di sistem Cyber Course.
Senang bisa berhubungan dengan mu ^^ Mulai sekarang kita bisa saling memberi kabar dari sini :D
Fighting!” Balasnya

OMG!! Dia mengajakku SMSan? Kyaaaa aku bisa selangkah lebih maju dengan Kangsanim! Mungkinkah kami saling menyukai? Mungkinkah mungkingkah? Huaaaa ><
~**~

JUNG NA RA’s POV

Sejak hari itu kami saling bertukar pesan. Kadang lewat SMS terkadang juga melalui Line.

“Selamat Pagi :D Hap Hap ayo bangun dan segera berangkat ke kampus. Fighting ^o~”
“Ne Kangsanim, Kangsanim juga segera berangkat. Hati-hati dijalan ^^”

“Bagaimana kuliah hari ini? Apakah aku mengajar dengan baik?”
“Kuliah hari ini seru sekali, terlebih lagi karena ada Kangsanim yang mengajar. Kkkk~”

“Kau sudah makan? Ppali Beogeo \^o^/”
“Ne Kangsanim.. Ini juga saya sedang makan dengan teman-teman. Kangsanim juga jangan sampai lupa makan ^^”

“Kau ada tugas di kampus malam ini? Ingat jangan pulang terlalu malam. Kangsanim tidak bisa mengantarkanmu karena masih ada kerjaan di kampus T.T”
“Gwaenchanayo Kangsanim. Saya pulang dengan teman-teman. Nanti jika sudah sampai, saya akan memberi kabar pada Kangsanim ^^”

“Saya sudah sampai dirumah. Kangsanim hwaiting! Pekerjaan pasti akan segera selesai”
“Yes Sir! Pasti cepat selesai. Kau jangan lupa istirahat!”

“Aahh~ Hari ini saya lembur karena ada tugas yang harus dikumpulkan besok dari Boo Young Kangsanim :( padahal saya sudah mengantuk”
“Fighting Fighting! Pasti bisa selesai. Segera selesaikan supaya bisa segera istirahat ^^ Ayo lembur bersama \^o^/”

“Jaljayo Hyuk Sang Kangsanim (~^0^)~”
“Neo do~ Mimpi indah Jung Na Ra :D”

Saling bertukar pesan ini terus dan terus berlanjut, pagi siang sore dan malam. Saling memperhatikan satu sama lain. Saat bertemu pun kami saling menyapa dan tersenyum satu sama lain. Namun, ini adalah rahasia kami berdua. Tidak ada yang lain yang mengetahuinya. Sae Mi dan Han Byul pun belum aku beritahu karena aku belum siap dengan reaksi mereka. Aku takut mereka akan merasa aneh padaku karena berhubungan dengan orang yang jauh lebih tua dan terlebih lagi adalah kangsanim ku sendiri. Sehingga untuk sementara, aku menyembunyikan hal ini kepada mereka.
~**~

Jung Na Ra’s POV

Siang itu , Aku, Sae Mi dan Han Byul pergi ke atap Kampus untuk makan siang. Kebetulan hari itu kami janjian membawa bekal untuk dimakan di atap. Hitung-hitung untuk refreshing di sela-sela pergantian mata kuliah. Sesampaina disana, kami segera menyiapkan alas untuk kami duduk yang dibawa ole Han Byul. Kuletakkan bekalku dan Note3 ku di alas tersebut. Segera aku menuju pinggir gedung dan melihat pemandangan disekitarnya. Kuhirup dalam-dalam udara segar disana. Meskipun siang hari, namun ada semacam pelindung diatas sehingga kami tidak terlalu terkena panas.
“AAAHHHH enak sekali anginnyaaa” Teriakku sambil menengadahkan kepalaku keatas
“Ya~ Na Ra-aa… Kau SMS-an dengan Hyuk Sang Kangsanim?” Tanya Han Byul.
“M-mwo?”
~TBC~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar