Finally Update!!
JUNG NA RA’s
POV
“K-Kangsanim,
m-mwonde…?” tanggannya tiba-tiba menggenggam tanganku dengan eratnya.
“Kau tahu?
Sejak pertama kita bertemu waktu itu dikelas, aku tidak bisa mengalihkan
perhatianku padamu. Aku tidak bisa berhenti memikirkanmu. Aku sendiri tidak
tahu mengapa bisa begitu. Tidak sepantasnya aku seperti ini pada mahasiswa ku
sendiri. Berkali-kali aku bertemu dengan yeoja cantik indah menawan diluar
sana, tak ada satupun yang berhasil menarik perhatianku. Lalu aku bertemu
denganmu Jung Na Ra. Kau… sangat berbeda dari yang lain. Kemudian aku sadar,
ternyata aku memang memiliki rasa atas dirimu. Aku… jatuh hati padamu Jung Na
Ra. Ani~ Aku… Mencintaimu Jung Na Ra… Maukah… kau… menjadi milikku, dan berada
disisiku… selamanya?”
*backsound You Are My Destiny*
“K-Kangsanim…”
“Apa pun
jawabanmu, akan aku dengarkan dan ku terima”
Kangsanim
benar-benar mencintaiku? Ini bukan mimpi kan? Ini benar-benar terjadi? Tuhan
terima kasih.. Engkau telah mengabulkan doa-doaku selama ini. Hyuk Sang
Kangsanim ternyata memiliki perasaan yang sama pada ku. Terima kasih Tuhan~
“Johayo!”
“Eh?”
“Na… Niga
johayo… Hyuk Sang Kangsanim… Na do s-saranghae~ Aku mau menjadi… milikmu…
Kangsanim”jawabku menahan malu.
Hyuk Sang
Kangsanim menatap mataku dalam. Pandangannya seakan penuh tanya, benar kah?
Apakah ini mimpi? Apakah ini sungguhan? Wajahku panas rasanya karena berada di
posisi seperti ini dan harus saling bertatapan lekat. Bisa kurasakan bahwa
Kangsanim sama gugupnya dengan ku.
“Jinjja?
Jinjja? Jeongmal?”
“Eoh~”
“Ahhh~
Gomawo… neomu neomu gomawo” katanya sambil tersenyum dengan lebarnya. Ia pun
meraihku dan memelukku.
Hyuk Sang
Kangsanim perlahan melepaskan pelukkannya kemudian meletakkan satu tangannya
diatas pipiku. Ia membelai lembut pipiku. Perlahan, ku genggam tangan yang
sedang membelai lembut pipiku itu. Kami saling berpandangan, dan tersenyum satu
sama lain. Perlahan ia menaikkan badannya dan sedikit menarik kepalaku.
Kemudian tak lama, bibir lembutnya itu mendarat dikeningku. Ia mengecup lembut
keningku sambil tetap membelai pipiku. Seketika badanku panas. Betapa malunya
diriku harus seperti ini dengan Kangsanim. This is my first time ever.
“Gomawo Na
Ra-aa. Jeongmal saranghae” katanya setelah ia kembali ke posisi berlututnya
“Nado
Saranghae kangsanim. Hehehe”
“Ku kira kau
akan menolakku~”
“Aninde.. aku
sudah memendam perasaan ini sejak pertama kita bertemu, meskipun aku tidak
yakin apakah aku bisa menjadi milikmu, hehehe geundae…”
“mwonde?”
“Kalau
hubungan kita ketahuan, ottokaji?”
“Kita
rahasikan ini bersama, eoh? Aku akan meminta teman-temanku untuk
merahasiakannya. Kalau kita akan bertemu, akan ku usahakan supaya tidak
ketahuan oleh siapa-siapa. Untuk sementara kita begini dulu. Harus sabar sampai
waktunya tiba. Orang tuamu bagaimana? Apakah aku harus menghadap mereka?”
“Aniya
gwaenchana! Aku bermaksud untuk merahasiakannya dari mereka dulu. K-kalau aku
sudah siap, baru aku akan menyampaikannya pada mereka”
“Jinjja?”
“eung~”
“Geurae… kita
pertahankan bersama, eoh? Aku akan bicara pada orang tuamu kalau perlu, dan
juga, aku ingin kau menjadi milikku selamanya.. Apapun itu cobaannya, kita
hadapi bersama. Geurae?”
“Geurae!”
“Khaja kita
pulang. Akan ku antar kau sampai gang rumahmu!”
“gomawo~
Kangsanim” ia membalasku dengan mencium lembut keningku. Aku miliknya sekarang.
Ya ini bukan sebuah mimpi lagi. Mimpi itu kini jadi kenyataan, kenyataan yang
tak kan terlupakan.
Ia bangkit
dari posisinya dan mengambil coat-ku yang terpasang di kursi. Ia memakaikannya padaku.
Setelah itu, gantian ia yang memakai coat-nya. Kemudian menengadahkan tangannya
pada ku sambil berkata,
“khaja kita
pulang!” kemudian ia menggoreskan senyuman indah di wajahnya.
Perlahan aku
meraih tangannya, meletakkan jemariku tepat di atas telapak tangannya yang
menunggu itu. Ia pelan-pelan menggenggam erat tanganku seraya menarikku lembut.
Kami bergandengan tangan berjalan keluar dari geding yang menjadi saksi bisu
cinta kita yang akhirnya bisa bersatu.
Malam itu,
Hyuk Sang Kangsanim mengantarku pulang dengan mobilnya. Sepanjang perjalanan
kami membicarakan banyak hal disaat tangan kami tetap saling bertautan.
Beberapa kali kami saling berpandangan dan tersenyum. Sama-sama kami merasakan mimpi
yang selama ini hanya menjadi mimpi, sekarang menjadi kenyataan.
“Sejak kapan
Kangsanim menyukaiku?”
“Hmm.. saat
pertama kali melihatmu dikelas basis data waktu itu”
“Jinjja?”
“Eoh~ saat
itu aku sering sekali memperhatikanmu. Beberapa kali aku ketahuan olehmu tapi
sepertinya kau tidak keberatan. Kau bahkan membalas pandanganku waktu itu”
“Karena kau
juga tertarik pada Kangsanim waktu itu”
“Jinjja?”
“Ne~ sejak
itu aku tidak bisa mengalihkan pandanganku dari Kangsanim. Waktu Kangsanim
mengantarkanku pulang dan sms waktu itu, wah rasanya bagaikan mimpi. Sungguh sulit
dipercaya hahaha”
“Aku sendiri
antara percaya tidak percaya berani melakukan hal itu, tapi ya~ aku tetap
melakukannya. Satu-satunya cara untuk bisa mendekatimu”
“Gomawo
Kangsanim hehehe, oiya boleh aku meminta satu hal?”
“Mwonde?”
“Aku ingin
kita rahasiakan hubungan ini sampai aku wisuda…”
“Wae?”
“Tidak
kenapa-kenapa. Hanya saja, kalau dalam keadaan aku yang masih mahasiswi seperti
ini, aku takut Kangsanim akan jadi bahan omongan orang. Aku juga takut nantinya
orang-orang akan mencelaku”
“Tidak akan
aku biarkan mereka berbuat jahat padamu”
“Gereonikka~
Kita rahasiakan sampai aku wisuda ne Kangsanim?”
“Geurae...
kalau itu mau mu. Yang jelas, aku akan siap kapan saja kau minta untuk
membiarkan orang-orang tahu hubungan kita.”
“Gomawo
Kangsanim…”
Hyuk Sang
Kangsanim mengantarkan ku sampai didepan gang rumah ku. Sebelum aku turun dari
mobilnya, ia pun mengecup lembut keningku seraya berkata,
“Jalja~ nae
sarang…”
Tak pernah
terbayang, kata itu keluar dari mulutnya. Aku keluar dari mobil dan mengamati
kepergiannya. Aku tidak akan pernah melupakan hari ini...
~**~
JUNG NA RA’s
POV
“MWO?? KAU
SUDAH JADIAN DENGAN HYUK SANG KANGSANIM??” Teriak Sae Mi dan Han Byul.
“Eoh~”
“HEOL!!”
Siang itu,
kami makan siang seperti biasa di atap Kampus. Tempat paling nyaman untuk
melakukan hal apapun itu, termasuk berteriak seperti yang baru saja kedua
sahabatku ini lakukan.
“Sulit
dipercaya Hyuk Sang Kangsanim ternyata juga mencintaimu” kata Sae Mi.
“Terlebih
lagi, ia berani untuk menyatakannya dan memintamu untuk menjadi pacarnya?
Beruntung sekali kau”
“Sungguh
keajaiban Hyuk Sang Kangsanim juga memiliki rasa sepertiku. Haaahhh! Semua
mimpi itu kini menjadi kenyataan”
“Semoga Hyuk
Sang Kangsanim memang serius dengan mu” Kata Han Byul.
“Hyuk Sang
Kangsanim tidak akan mengecewakanku. Aku yakin itu”
“Lalu, apa
kalian siap dengan orang-orang sekitar kalau tahu kalian sudah berpacaran?”
Tanya Sae Mi
“Kami
memutuskan untuk merahasiakan hubungan ini dulu. Aku menyarankan untuk tetap
merahasiakannya sampai aku wisuda nanti. Ya paling tidak aku sudah tidak
berstatus sebagai mahasiswa lagi.”
“Orang tuamu
bagaimana?” Tanya Han Byul.
“Akan lebih
baik mereka tahu saat aku sudah wisuda nanti. Paling tidak aku sudah membuat
mereka bangga dan bahagia terlebih dahulu”
“Kau memang
hebat, sudah memikirkan semuanya sampai sejauh itu” puji Hanbyul
“Tenang saja,
kami akan bantu untuk merahasiakannya. Dan kami akan melindungi kalian. Tak kan
kami biarkan orang-orang menjelek-jelekkan kalian dibelakang” kata Han Byul.
“Benar itu!
Kami akan melindungi kalian. Kapan saja kalian akan kencan, kami siap untuk
menyiapkannya” Tambah Sae Mi.
“Hehehe
kalian ini ada-ada saja. Gomawo, memang hanya kalian yang mengerti aku. Aku
berhutang pada kalian”
“Lalu kalian
sudah pernah melakukan apa saja?” Tanya Sae Mi
“Eh?”
“Benar,
benar!! Ppoppo e? Kisseu? Atau…”
“Ya! Han
Byul-aa! Michyeosseo?! Aiissh!!”
“Hahahaha
sepertinya tebakan kita benar Han Byul-aa!ahahaha” Jawab Sae Mi
“Kalian
ini!!”
Syukurlah,
meskipun awalnya ada tentangan dari mereka, namun pada akhirnya mereka tetap
mendukungku. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan jika mereka tidak
mendukungku dan tetap menentang keras hubungan kami. Jika pada akhirnya kami
bisa menikah nantinya, sungguh, merekalah yang nanti akan ikut menemaniku berjalan
menuju ke pelaminan.
~**~
HWANG HYUK
SANG’s POV
Sore itu aku
menunggu dua sahabat ku di café tempat biasa kita berkumpul. Hari ini aku akan
mentraktir mereka dan memberitahu mereka bahwa aku dan Na Ra sudah resmi
berpacaran. Aku yakin mereka akan kaget mendengarnya, tapi aku berharap, mereka
mau menerimanya dan mendukungku.
Tak lama
kemudian makanan mereka datang. Aku sengaja memesan terlebih dahulu makanan
favorit mereka. Yah, hitung-hitung untuk kejutan. Mereka pasti senang
melihatnya. Tapi batang hidung mereka tak kunjung kelihatan. Mengapa waktu
mengajar mereka tak selesai-selesai? Apalagi sore ini hujan. Jalanan pasti akan
macet karena banjir. Ku harap mereka segera datang sebelum makanan dingin.
Sambil
menunggu kedatangan mereka, aku mengirim pesan ke Na Ra. Hanya sekedar
menyemangatinya, dan memperingatkan untuk hati-hati saat pulang dari kampus
nanti karena hari ini hujan turun cukup deras. Aku tak ingin dia sakit karena
aku tidak bisa mengantarnya pulang. Ya karena kami menyembunyikan hubungan
kami, maka kami tidak bisa sering-sering bersama. Namun sebisa mungkin aku akan
menemuinya, menelponnya, memperhatikannya, dan menjaganya. Sungguh aku akan
menjaganya bagaimanapun caranya.
“Kau masih di kampus? Hati-hati kalau pulang. Tunggu sampai
hujan reda. Jangan sampai sakit, eoh? Maaf aku tidak bisa mengantarkanmu.
Saranghae nae Na Ra ^o~”
“Gomawo Kangsanim aku pasti pulang hati-hati. Kangsanim juga
jangan pulang terlalu malam. Na do saranghae nae Kangsanim :3”
Hanya dengan
bertukar pesan ini rasa rinduku sudah cukup terobati.
“Hyuk Sang-aa!!”
“Oh, Dong
Wook-aa, Ah Young-aa, wasseo? Yeogi yeogi!”
“Uwaahh demi
apapun, makanan kesukaan ku dan Ah Young sudah terpampang disini!”
“Ada apa ini?
Tidak biasa kau seperti ini?”
“Aish… sudah
duduk dulu. Ayo makan! Kalau tidak cepat, nanti makanan ini dingin. Ppali
ppali!”
“Geurae-geurae~
Khaja Ah Young kita makan”
“Eoh~”
Mereka segera
menyantap makanan mereka tanpa basa basi. Ya aku memutuskan untuk bercerita
bahwa aku dan Na Ra telah resmi berpacaran nanti setelah mereka makan. Jika aku
bercerita sekarang, bisa-bisa mereka tersedak saat makan. Ditengah makan, kami
hanya berbincang tentang bahasan ringan tanpa nada serius. Setelah kami selesai
makan dan sambil menyantap desert kami, topik utama pun dimulai.
“lalu… apa
yang mau kau bicarakan?” mulai Dong Wook.
“Ku harap
kalian mau mendengarkan ini dengan baik”
“Apa ini
tentang Jung Na Ra?” Tanya Ah Young.
“Yep?”
“Mwonde?”
Dong Wook semakin penasaran.
“Aku sudah
menyatakan perasaan ku padanya…”
“Lalu?”
tambah Ah Young
“Dia
menerimanya… kami berpacaran sekarang…”
“MWO??”
teriak Dong Wook seraya bangkit dari kursinya. Kulihat Ah Young memegang
tangannya seraya menenangkannya dan menyuruh duduk kembali.
“Neo
michyeosseo?” tambah Dong Wook.
“Aniya! Aku
benar-benar mencintainya. Begitu juga dengannya!”
“Tapi
bagaimana kalau sampaih kalian ketahuan? Kau bisa dipecat dari jurusan! Na Ra
juga bisa di D.O! kau tidak memikirkan hal itu?” Tanya Dong Wook geram.
“Tentu saja
aku sudah memikirkannya. Karena itulah, aku mohon bantuan kalian. Tolong. Bantu
aku untuk merahasiakan hubungan ini. Sampai ia wisuda saja. Tolong bantu aku.
Kalau bukan kalian siapa lagi yang bisa aku percaya?”
“memangnya
kami bisa apa?”
“Kau bisa
Dong Wook-aa! Kalian pasti bisa! Jawablah kalian tidak tahu apa-apa kalau
kalian ditanyai ada apa dengan ku dan Na Ra. Bantulah kami kalau kami akan
kencan. Aku pasti akan membalas kalian. Aku janji! Ku mohon. Tidak ada lagi
selain kalian!”
“Kau yakin
dengan keputusan ini?”
“Eoh! Aku
yakin Ah Young! Sangat yakin” sesaat aku dan Ah Young saling berpandangan.
Sangat lekat seakan-akan ia membaca pikiranku.
“Geurae! Akan
aku bantu.”
“Ah
Young-aa!! Neo waeire?!” Tanya Dong Wook
“Dia sudah
yakin begitu percuma kita mencegahnya. Tak akan merubah apapun”
Dong Wook menoleh ke arahku dengan pandangan
sinis menyebalkan “Joha?”
“Gomawo Ah
Young. Jinjja gomawo! Kau memang paling mengerti!” jawabku sambil menggenggam
tangannya yang tergeletak di atas meja.
“Geurae
geurae! Aku akan membantumu. Tapi bukan karena kau Hyuk Sang. Aku melakukannya
karena Ah Young mau melakukannya”
“Ye ye ye~
terserah apapun alasanmu. Jinjja gomawo! Aku pasti akan membalas kalian.”
~**~
LEE AH
YOUNG’s POV
Kau harus
bangkit Ah Young! Jeongshincharyo, eoh? Sampai kapan kau mau larut dalam
kesedihan ini? Kau harus sadar, bahwa kau dan Hyuk Sang tak mungkin bisa
bersatu. Kau pasti akan mendapatkan penggantinya, jauh lebih baik darinya! Kau
harus yakin harus hal itu!
Aku berjalan
menyusuri lorong kantor para Kangsanim. Baru saja aku selesai mengajar di kelas.
Tapi rasanya, aku tidak ada semangat untuk mengajar pasca Hyuk Sang mengatakan
bahwa ia sudah berpacaran dengan Na Ra. Sampai kapan aku harus seperti ini? Ku
mohon bangkitlah Ah Young!
Ditengah
langkah ku di lorong, kulihat sesosok orang yang taka sing lagi, baru saja
keluar dari ruangan Hyuk Sang. Jung Na Ra. Perlahan ku hampiri dia.
“Jung Na Ra?”
“Ah, ne!
Annyeonghaseyo Ah Young Kangsanim”
“Bisa ikut
dengan saya ke ruangan saya?”
“Eh? Geundae
waeyo?”
“Ikut saja.
Ppali!”
“Ne~”
Perlahan ku
buka pintu kantorku. Aku segera menuju bangku ku dan duduk dikursi nyamanku.
“Ayo masuk,
silahkan duduk”
“Ne,
Kamsahamnida~”
“Sudah
nyaman?”
“Ne.. Ada apa
Kangsanim memanggil saya?”
“Pertama, aku
ingin mengucapkan. Selamat, kau baru saja menjadi pasangan Hyuk Sang Kangsanim.”
“eh?
M-mworagoyo, Kangsanim?”
“Tidak perlu
kau tutupi. Aku sudah tau semuanya. Tentu saja aku sudah tau. Karena aku dan
Dong Wook Kangsanim adalah sahabatnya. Ani, aku lebih dari sahabatnya.”
“Eh?”
“Aku adalah
orang yang menyukainya sejak beberapa tahun lalu..”
“Kangsanim…
J-jeongseonghamnida” katanya sambil berkaca-kaca dan menundukkan kepalanya.
“aniya aniya
na gwaenchana… mungkin ini sudah saatnya aku bangkit. Aku harus sadar, Hyuk
Sang Kangsanim memang bukan untukku.”
“Ah Young
Kangsanim~ Jeongmal jeosonghamnida!”
“Gwaenchana,
kau tidak perlu meminta maaf. Tapi aku ada beberapa permintaan padamu?”
“M-Mwondeyo
Kangsanim?”
Aku diam
sejenak, sebelum akhirnya menjawab pertanyaannya.
“Jaga dia
baik-baik. Aku senang karena dia bahagia. Tapi kalau dia sedih, aku pun ikut
sedih. Dan aku pun juga tak mau ia sedih. Jadi tolong, jaga ia baik-baik.
Jangan kau kecewakan dia. Sudah banyak yeoja yang mendekatinya, namun tak
satupun ditolehnya. Tapi kau, sebelum kau menolehnya, ia sudah jauh tenggelam
dalam hatimu. Karena itu aku yakin, pasti ada sesuatu dalam dirimu yang mampu
menarik perhatiannya. Jujur aku iri padamu. Tapi aku ikut senang, akhirnya ida
memiliki pasangan sehingga mulai sekarang ia ada menjaga, dan aku tidak perlu
menjaganya lagi. Jadi kau mau kan mengabulkan permintaanku ini?”
“Kangsanim…”
air matanya mengalir dari pelupuk matanya.
“Ku mohon
padamu… Aku merelakannya untukmu. Hanya karena kau. Tidak untuk orang lain..
Aku percaya padamu..”
“Ne! Ne
kangsanim… Aku pasti akan menjaga Hyuk Sang Kangsanim sebaik mungkin. Aku tidak
akan mengecewakannya. Aku akan membahagiakannya. Pasti!”
“Jaraesseo! Gomapta, Jung Na ra… Butakhae~”
~**~
JUNG NA RA’s
POV
~**~
~TBC~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar