Minggu, 02 Maret 2014

[Fiction] You Are My Kangsanim Part 5

Finally Update!!

JUNG NA RA’s POV

“K-Kangsanim, m-mwonde…?” tanggannya tiba-tiba menggenggam tanganku dengan eratnya.
“Kau tahu? Sejak pertama kita bertemu waktu itu dikelas, aku tidak bisa mengalihkan perhatianku padamu. Aku tidak bisa berhenti memikirkanmu. Aku sendiri tidak tahu mengapa bisa begitu. Tidak sepantasnya aku seperti ini pada mahasiswa ku sendiri. Berkali-kali aku bertemu dengan yeoja cantik indah menawan diluar sana, tak ada satupun yang berhasil menarik perhatianku. Lalu aku bertemu denganmu Jung Na Ra. Kau… sangat berbeda dari yang lain. Kemudian aku sadar, ternyata aku memang memiliki rasa atas dirimu. Aku… jatuh hati padamu Jung Na Ra. Ani~ Aku… Mencintaimu Jung Na Ra… Maukah… kau… menjadi milikku, dan berada disisiku… selamanya?”


*backsound You Are My Destiny*

“K-Kangsanim…”
“Apa pun jawabanmu, akan aku dengarkan dan ku terima”

Kangsanim benar-benar mencintaiku? Ini bukan mimpi kan? Ini benar-benar terjadi? Tuhan terima kasih.. Engkau telah mengabulkan doa-doaku selama ini. Hyuk Sang Kangsanim ternyata memiliki perasaan yang sama pada ku. Terima kasih Tuhan~
“Johayo!”
“Eh?”
“Na… Niga johayo… Hyuk Sang Kangsanim… Na do s-saranghae~ Aku mau menjadi… milikmu… Kangsanim”jawabku menahan malu.

Hyuk Sang Kangsanim menatap mataku dalam. Pandangannya seakan penuh tanya, benar kah? Apakah ini mimpi? Apakah ini sungguhan? Wajahku panas rasanya karena berada di posisi seperti ini dan harus saling bertatapan lekat. Bisa kurasakan bahwa Kangsanim sama gugupnya dengan ku.
“Jinjja? Jinjja? Jeongmal?”
“Eoh~”
“Ahhh~ Gomawo… neomu neomu gomawo” katanya sambil tersenyum dengan lebarnya. Ia pun meraihku dan memelukku.

Hyuk Sang Kangsanim perlahan melepaskan pelukkannya kemudian meletakkan satu tangannya diatas pipiku. Ia membelai lembut pipiku. Perlahan, ku genggam tangan yang sedang membelai lembut pipiku itu. Kami saling berpandangan, dan tersenyum satu sama lain. Perlahan ia menaikkan badannya dan sedikit menarik kepalaku. Kemudian tak lama, bibir lembutnya itu mendarat dikeningku. Ia mengecup lembut keningku sambil tetap membelai pipiku. Seketika badanku panas. Betapa malunya diriku harus seperti ini dengan Kangsanim. This is my first time ever.
“Gomawo Na Ra-aa. Jeongmal saranghae” katanya setelah ia kembali ke posisi berlututnya
“Nado Saranghae kangsanim. Hehehe”
“Ku kira kau akan menolakku~”
“Aninde.. aku sudah memendam perasaan ini sejak pertama kita bertemu, meskipun aku tidak yakin apakah aku bisa menjadi milikmu, hehehe geundae…”
“mwonde?”
“Kalau hubungan kita ketahuan, ottokaji?”
“Kita rahasikan ini bersama, eoh? Aku akan meminta teman-temanku untuk merahasiakannya. Kalau kita akan bertemu, akan ku usahakan supaya tidak ketahuan oleh siapa-siapa. Untuk sementara kita begini dulu. Harus sabar sampai waktunya tiba. Orang tuamu bagaimana? Apakah aku harus menghadap mereka?”
“Aniya gwaenchana! Aku bermaksud untuk merahasiakannya dari mereka dulu. K-kalau aku sudah siap, baru aku akan menyampaikannya pada mereka”
“Jinjja?”
“eung~”
“Geurae… kita pertahankan bersama, eoh? Aku akan bicara pada orang tuamu kalau perlu, dan juga, aku ingin kau menjadi milikku selamanya.. Apapun itu cobaannya, kita hadapi bersama. Geurae?”
“Geurae!”
“Khaja kita pulang. Akan ku antar kau sampai gang rumahmu!”
“gomawo~ Kangsanim” ia membalasku dengan mencium lembut keningku. Aku miliknya sekarang. Ya ini bukan sebuah mimpi lagi. Mimpi itu kini jadi kenyataan, kenyataan yang tak kan terlupakan.

Ia bangkit dari posisinya dan mengambil coat-ku yang terpasang di kursi. Ia memakaikannya padaku. Setelah itu, gantian ia yang memakai coat-nya. Kemudian menengadahkan tangannya pada ku sambil berkata,
“khaja kita pulang!” kemudian ia menggoreskan senyuman indah di wajahnya.
Perlahan aku meraih tangannya, meletakkan jemariku tepat di atas telapak tangannya yang menunggu itu. Ia pelan-pelan menggenggam erat tanganku seraya menarikku lembut. Kami bergandengan tangan berjalan keluar dari geding yang menjadi saksi bisu cinta kita yang akhirnya bisa bersatu.

Malam itu, Hyuk Sang Kangsanim mengantarku pulang dengan mobilnya. Sepanjang perjalanan kami membicarakan banyak hal disaat tangan kami tetap saling bertautan. Beberapa kali kami saling berpandangan dan tersenyum. Sama-sama kami merasakan mimpi yang selama ini hanya menjadi mimpi, sekarang menjadi kenyataan.
“Sejak kapan Kangsanim menyukaiku?”
“Hmm.. saat pertama kali melihatmu dikelas basis data waktu itu”
“Jinjja?”
“Eoh~ saat itu aku sering sekali memperhatikanmu. Beberapa kali aku ketahuan olehmu tapi sepertinya kau tidak keberatan. Kau bahkan membalas pandanganku waktu itu”
“Karena kau juga tertarik pada Kangsanim waktu itu”
“Jinjja?”
“Ne~ sejak itu aku tidak bisa mengalihkan pandanganku dari Kangsanim. Waktu Kangsanim mengantarkanku pulang dan sms waktu itu, wah rasanya bagaikan mimpi. Sungguh sulit dipercaya hahaha”
“Aku sendiri antara percaya tidak percaya berani melakukan hal itu, tapi ya~ aku tetap melakukannya. Satu-satunya cara untuk bisa mendekatimu”
“Gomawo Kangsanim hehehe, oiya boleh aku meminta satu hal?”
“Mwonde?”
“Aku ingin kita rahasiakan hubungan ini sampai aku wisuda…”
“Wae?”
“Tidak kenapa-kenapa. Hanya saja, kalau dalam keadaan aku yang masih mahasiswi seperti ini, aku takut Kangsanim akan jadi bahan omongan orang. Aku juga takut nantinya orang-orang akan mencelaku”
“Tidak akan aku biarkan mereka berbuat jahat padamu”
“Gereonikka~ Kita rahasiakan sampai aku wisuda ne Kangsanim?”
“Geurae... kalau itu mau mu. Yang jelas, aku akan siap kapan saja kau minta untuk membiarkan orang-orang tahu hubungan kita.”
“Gomawo Kangsanim…”

Hyuk Sang Kangsanim mengantarkan ku sampai didepan gang rumah ku. Sebelum aku turun dari mobilnya, ia pun mengecup lembut keningku seraya berkata,
“Jalja~ nae sarang…”
Tak pernah terbayang, kata itu keluar dari mulutnya. Aku keluar dari mobil dan mengamati kepergiannya. Aku tidak akan pernah melupakan hari ini...
~**~

JUNG NA RA’s POV

“MWO?? KAU SUDAH JADIAN DENGAN HYUK SANG KANGSANIM??” Teriak Sae Mi dan Han Byul.
“Eoh~”
“HEOL!!”

Siang itu, kami makan siang seperti biasa di atap Kampus. Tempat paling nyaman untuk melakukan hal apapun itu, termasuk berteriak seperti yang baru saja kedua sahabatku ini lakukan.
“Sulit dipercaya Hyuk Sang Kangsanim ternyata juga mencintaimu” kata Sae Mi.
“Terlebih lagi, ia berani untuk menyatakannya dan memintamu untuk menjadi pacarnya? Beruntung sekali kau”
“Sungguh keajaiban Hyuk Sang Kangsanim juga memiliki rasa sepertiku. Haaahhh! Semua mimpi itu kini menjadi kenyataan”
“Semoga Hyuk Sang Kangsanim memang serius dengan mu” Kata Han Byul.
“Hyuk Sang Kangsanim tidak akan mengecewakanku. Aku yakin itu”
“Lalu, apa kalian siap dengan orang-orang sekitar kalau tahu kalian sudah berpacaran?” Tanya Sae Mi
“Kami memutuskan untuk merahasiakan hubungan ini dulu. Aku menyarankan untuk tetap merahasiakannya sampai aku wisuda nanti. Ya paling tidak aku sudah tidak berstatus sebagai mahasiswa lagi.”
“Orang tuamu bagaimana?” Tanya Han Byul.
“Akan lebih baik mereka tahu saat aku sudah wisuda nanti. Paling tidak aku sudah membuat mereka bangga dan bahagia terlebih dahulu”
“Kau memang hebat, sudah memikirkan semuanya sampai sejauh itu” puji Hanbyul
“Tenang saja, kami akan bantu untuk merahasiakannya. Dan kami akan melindungi kalian. Tak kan kami biarkan orang-orang menjelek-jelekkan kalian dibelakang” kata Han Byul.
“Benar itu! Kami akan melindungi kalian. Kapan saja kalian akan kencan, kami siap untuk menyiapkannya” Tambah Sae Mi.
“Hehehe kalian ini ada-ada saja. Gomawo, memang hanya kalian yang mengerti aku. Aku berhutang pada kalian”
“Lalu kalian sudah pernah melakukan apa saja?” Tanya Sae Mi
“Eh?”
“Benar, benar!! Ppoppo e? Kisseu? Atau…”
“Ya! Han Byul-aa! Michyeosseo?! Aiissh!!”
“Hahahaha sepertinya tebakan kita benar Han Byul-aa!ahahaha” Jawab Sae Mi
“Kalian ini!!”

Syukurlah, meskipun awalnya ada tentangan dari mereka, namun pada akhirnya mereka tetap mendukungku. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan jika mereka tidak mendukungku dan tetap menentang keras hubungan kami. Jika pada akhirnya kami bisa menikah nantinya, sungguh, merekalah yang nanti akan ikut menemaniku berjalan menuju ke pelaminan.
~**~

HWANG HYUK SANG’s POV

Sore itu aku menunggu dua sahabat ku di café tempat biasa kita berkumpul. Hari ini aku akan mentraktir mereka dan memberitahu mereka bahwa aku dan Na Ra sudah resmi berpacaran. Aku yakin mereka akan kaget mendengarnya, tapi aku berharap, mereka mau menerimanya dan mendukungku.

Tak lama kemudian makanan mereka datang. Aku sengaja memesan terlebih dahulu makanan favorit mereka. Yah, hitung-hitung untuk kejutan. Mereka pasti senang melihatnya. Tapi batang hidung mereka tak kunjung kelihatan. Mengapa waktu mengajar mereka tak selesai-selesai? Apalagi sore ini hujan. Jalanan pasti akan macet karena banjir. Ku harap mereka segera datang sebelum makanan dingin.

Sambil menunggu kedatangan mereka, aku mengirim pesan ke Na Ra. Hanya sekedar menyemangatinya, dan memperingatkan untuk hati-hati saat pulang dari kampus nanti karena hari ini hujan turun cukup deras. Aku tak ingin dia sakit karena aku tidak bisa mengantarnya pulang. Ya karena kami menyembunyikan hubungan kami, maka kami tidak bisa sering-sering bersama. Namun sebisa mungkin aku akan menemuinya, menelponnya, memperhatikannya, dan menjaganya. Sungguh aku akan menjaganya bagaimanapun caranya.

“Kau masih di kampus? Hati-hati kalau pulang. Tunggu sampai hujan reda. Jangan sampai sakit, eoh? Maaf aku tidak bisa mengantarkanmu. Saranghae nae Na Ra ^o~”
“Gomawo Kangsanim aku pasti pulang hati-hati. Kangsanim juga jangan pulang terlalu malam. Na do saranghae nae Kangsanim :3”

Hanya dengan bertukar pesan ini rasa rinduku sudah cukup terobati.

“Hyuk Sang-aa!!”
“Oh, Dong Wook-aa, Ah Young-aa, wasseo? Yeogi yeogi!”
“Uwaahh demi apapun, makanan kesukaan ku dan Ah Young sudah terpampang disini!”
“Ada apa ini? Tidak biasa kau seperti ini?”
“Aish… sudah duduk dulu. Ayo makan! Kalau tidak cepat, nanti makanan ini dingin. Ppali ppali!”
“Geurae-geurae~ Khaja Ah Young kita makan”
“Eoh~”

Mereka segera menyantap makanan mereka tanpa basa basi. Ya aku memutuskan untuk bercerita bahwa aku dan Na Ra telah resmi berpacaran nanti setelah mereka makan. Jika aku bercerita sekarang, bisa-bisa mereka tersedak saat makan. Ditengah makan, kami hanya berbincang tentang bahasan ringan tanpa nada serius. Setelah kami selesai makan dan sambil menyantap desert kami, topik utama pun dimulai.
“lalu… apa yang mau kau bicarakan?” mulai Dong Wook.
“Ku harap kalian mau mendengarkan ini dengan baik”
“Apa ini tentang Jung Na Ra?” Tanya Ah Young.
“Yep?”
“Mwonde?” Dong Wook semakin penasaran.
“Aku sudah menyatakan perasaan ku padanya…”
“Lalu?” tambah Ah Young
“Dia menerimanya… kami berpacaran sekarang…”
“MWO??” teriak Dong Wook seraya bangkit dari kursinya. Kulihat Ah Young memegang tangannya seraya menenangkannya dan menyuruh duduk kembali.
“Neo michyeosseo?” tambah Dong Wook.
“Aniya! Aku benar-benar mencintainya. Begitu juga dengannya!”
“Tapi bagaimana kalau sampaih kalian ketahuan? Kau bisa dipecat dari jurusan! Na Ra juga bisa di D.O! kau tidak memikirkan hal itu?” Tanya Dong Wook geram.
“Tentu saja aku sudah memikirkannya. Karena itulah, aku mohon bantuan kalian. Tolong. Bantu aku untuk merahasiakan hubungan ini. Sampai ia wisuda saja. Tolong bantu aku. Kalau bukan kalian siapa lagi yang bisa aku percaya?”
“memangnya kami bisa apa?”
“Kau bisa Dong Wook-aa! Kalian pasti bisa! Jawablah kalian tidak tahu apa-apa kalau kalian ditanyai ada apa dengan ku dan Na Ra. Bantulah kami kalau kami akan kencan. Aku pasti akan membalas kalian. Aku janji! Ku mohon. Tidak ada lagi selain kalian!”
“Kau yakin dengan keputusan ini?”
“Eoh! Aku yakin Ah Young! Sangat yakin” sesaat aku dan Ah Young saling berpandangan. Sangat lekat seakan-akan ia membaca pikiranku.
“Geurae! Akan aku bantu.”
“Ah Young-aa!! Neo waeire?!” Tanya Dong Wook
“Dia sudah yakin begitu percuma kita mencegahnya. Tak akan merubah apapun”
 Dong Wook menoleh ke arahku dengan pandangan sinis menyebalkan “Joha?”
“Gomawo Ah Young. Jinjja gomawo! Kau memang paling mengerti!” jawabku sambil menggenggam tangannya yang tergeletak di atas meja.
“Geurae geurae! Aku akan membantumu. Tapi bukan karena kau Hyuk Sang. Aku melakukannya karena Ah Young mau melakukannya”
“Ye ye ye~ terserah apapun alasanmu. Jinjja gomawo! Aku pasti akan membalas kalian.”
~**~

LEE AH YOUNG’s POV

Kau harus bangkit Ah Young! Jeongshincharyo, eoh? Sampai kapan kau mau larut dalam kesedihan ini? Kau harus sadar, bahwa kau dan Hyuk Sang tak mungkin bisa bersatu. Kau pasti akan mendapatkan penggantinya, jauh lebih baik darinya! Kau harus yakin harus hal itu!

Aku berjalan menyusuri lorong kantor para Kangsanim. Baru saja aku selesai mengajar di kelas. Tapi rasanya, aku tidak ada semangat untuk mengajar pasca Hyuk Sang mengatakan bahwa ia sudah berpacaran dengan Na Ra. Sampai kapan aku harus seperti ini? Ku mohon bangkitlah Ah Young!

Ditengah langkah ku di lorong, kulihat sesosok orang yang taka sing lagi, baru saja keluar dari ruangan Hyuk Sang. Jung Na Ra. Perlahan ku hampiri dia.
“Jung Na Ra?”
“Ah, ne! Annyeonghaseyo Ah Young Kangsanim”
“Bisa ikut dengan saya ke ruangan saya?”
“Eh? Geundae waeyo?”
“Ikut saja. Ppali!”
“Ne~”

Perlahan ku buka pintu kantorku. Aku segera menuju bangku ku dan duduk dikursi nyamanku.
“Ayo masuk, silahkan duduk”
“Ne, Kamsahamnida~”
“Sudah nyaman?”
“Ne.. Ada apa Kangsanim memanggil saya?”
“Pertama, aku ingin mengucapkan. Selamat, kau baru saja menjadi pasangan Hyuk Sang Kangsanim.”
“eh? M-mworagoyo, Kangsanim?”
“Tidak perlu kau tutupi. Aku sudah tau semuanya. Tentu saja aku sudah tau. Karena aku dan Dong Wook Kangsanim adalah sahabatnya. Ani, aku lebih dari sahabatnya.”
“Eh?”
“Aku adalah orang yang menyukainya sejak beberapa tahun lalu..”
“Kangsanim… J-jeongseonghamnida” katanya sambil berkaca-kaca dan menundukkan kepalanya.
“aniya aniya na gwaenchana… mungkin ini sudah saatnya aku bangkit. Aku harus sadar, Hyuk Sang Kangsanim memang bukan untukku.”
“Ah Young Kangsanim~ Jeongmal jeosonghamnida!”
“Gwaenchana, kau tidak perlu meminta maaf. Tapi aku ada beberapa permintaan padamu?”
“M-Mwondeyo Kangsanim?”
Aku diam sejenak, sebelum akhirnya menjawab pertanyaannya.
“Jaga dia baik-baik. Aku senang karena dia bahagia. Tapi kalau dia sedih, aku pun ikut sedih. Dan aku pun juga tak mau ia sedih. Jadi tolong, jaga ia baik-baik. Jangan kau kecewakan dia. Sudah banyak yeoja yang mendekatinya, namun tak satupun ditolehnya. Tapi kau, sebelum kau menolehnya, ia sudah jauh tenggelam dalam hatimu. Karena itu aku yakin, pasti ada sesuatu dalam dirimu yang mampu menarik perhatiannya. Jujur aku iri padamu. Tapi aku ikut senang, akhirnya ida memiliki pasangan sehingga mulai sekarang ia ada menjaga, dan aku tidak perlu menjaganya lagi. Jadi kau mau kan mengabulkan permintaanku ini?”
“Kangsanim…” air matanya mengalir dari pelupuk matanya.
“Ku mohon padamu… Aku merelakannya untukmu. Hanya karena kau. Tidak untuk orang lain.. Aku percaya padamu..”
“Ne! Ne kangsanim… Aku pasti akan menjaga Hyuk Sang Kangsanim sebaik mungkin. Aku tidak akan mengecewakannya. Aku akan membahagiakannya. Pasti!”
“Jaraesseo!  Gomapta, Jung Na ra… Butakhae~”
~**~

JUNG NA RA’s POV

Genap satu bulan aku resmi menjadi pasangan Hyuk Sang Kangsanim. Susah senang kami hadapi bersama. Kami pergi bersama jika ada waktu, ia selalu menyemangatiku, mendukungku, menemaniku, dan menenangkanku. Hyuk Sang Kangsanim selalu memperhatikanku, apakah aku sudah pulang, sudah makan, sudah tidur, bagaimana tugasku, bagaimana kuliahku, bagaimana teman-temanku. Meskipun jarang bagi kami untuk menikmati waktu berdua. Tapi waktu 1 kali dalam seminggu itu sudah cukup bagiku melepas rinduku dengannya. Sungguh, karena cintaku padanya aku bertahan menghadapi ini semua. Meskipun belum ada diantara kedua orang tua kami yang tau hubungan kami, kami tetap bersama-sama menghadapi ini semua, walau ku tau ini sungguh berat. Aku yakin, suatu saat nanti, pasti ada waktu yang tepat untuk bicara pada mereka. Dan aku yakin, usaha keras itu tak akan menghianati. Selalu ada jalan bagi mereka yang mau berusaha. Sekarang, aku hanya ingin menikmati hubungan kami ini. Akan aku buktikan kepada orang-orang, bahwa rasa cinta kami begitu besar, tak ada yang mampu memisahkan kami. Saranghae Nae kangsanim, Hwang Hyuk Sang…

~**~
~TBC~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar